Tertarik Sukses Program KB, Istri Bill Gates Sambangi Indonesia

Melinda Gates menilai, Indonesia memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu negara paling sukses dalam KB nasional di dunia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Mar 2017, 14:04 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 14:04 WIB
Melinda Gates
Melinda Gates

Liputan6.com, Yogyakarta - Melinda Gates, Co-chair of the Bill & Melinda Gates Foundation menyambangi Indonesia pada 21-24 Maret 2017. Dia mengunjungi Indonesia karena tertarik mempelajari keberhasilan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.

Ia menilai, Indonesia memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu negara paling sukses dalam program KB di dunia. Istri pendiri Microsoft Bill Gates ini juga menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang akan mendiskusikan inisiatif-inisiatif KB Indonesia serta melihat berbagai program KB yang inovatif di Yogyakarta dan Jakarta.

"Setelah saya berkeliling dunia, berbicara dengan banyak sekali perempuanserta keluarga mereka, hal ini benar-benar memberikan saya pandangan yang jelas bahwa meningkatkan akses keluarga berencana mampu mengangkat perempuan, keluarga, dan masyarakat," ujar Melinda dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (22/3/2017).

Ia mendengar dari banyak orang, KB memberikan mereka kesempatan terbaik untuk masa depan yang lebih sehat dan sejahtera.

"Banyak orang di seluruh dunia melihat Indonesia sebagai pemimpin dalam keluarga berencana. Saya berharap dapat melihat hal ini dengan mata kepala sendiri dan untuk mendiskusikan bagaimana kita bisa bekerja bersama untuk melakukan percepatan atas apa yang telah dilakukan Indonesia," ucap dia.

Melinda juga akan mengeksplorasi potensi Indonesia untuk memaksimalkan bonus demografi, yakni sebuah percepatan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari adanya keluarga yang lebih kecil, lebih sehat, seiring dengan peningkatan investasi di bidang kualitas lapangan pekerjaan dan pendidikan.

Menurut Melinda, menyediakan akses KB kepada perempuan dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Karena, menjadikan orangtua memiliki keluarga yang lebih kecil dan lebih sehat.

"Sehingga mampu menghidupi keluarga serta lebih banyak perempuan yang dapat berpartisipasi di dunia kerja. Melalui investasi pada KB, Indonesia berupaya memperoleh manfaat dari bonus demografi tersebut," Melinda menandaskan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejak akhir 1960, Indonesia menurunkan setengah dari angka kelahiran total (total fertility rate) dari 5,6 pada 1967 menjadi 2,6 pada 2014.

Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate - CPR) naik dua kali lipat mendekati 60% antara 1976 sampai 2002, ada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan dengan memberdayakan lebih dari 50% perempuan berusia produktif untuk menggunakan kontrasepsi guna merencanakan keluarga mereka.

Pada acara London Summit on Family Planning 2012, 37 pemimpin dunia termasuk Indonesia telah sepakat untuk menyediakan akses sukarela terhadap kontrasepsi berkualitas bagi 120 juta perempuan di seluruh dunia pada 2020 yang dikenal sebagai tujuan Family Planning 2020 (FP2020).

Semenjak berkomitmen pada FP2020, Indonesia melipatgandakan hingga empat kali lipat investasi KB dari 65,9 juta dolar pada 2006 menjadi 263,7 juta dollar pada 2014.

Selain itu, Indonesia juga meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi modern (modern contraceptive rate -mCPR) hingga 44% pada 2015 yang setara dengan tambahan 1,2 juta pengguna dan mayoritas dari mereka adalah perempuan miskin di pedesaan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya