Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan Polda Banten melakukan operasi penangkapan kelompok terduga teroris di Jalan Raya Cilegon, Ciwandan, Banten, Kamis 23 Maret siang tadi pukul 12.00 WIB. Sebanyak empat terduga teroris berinisial NK, OAM, AS, dan IP, diamankan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, penangkapan berlangsung tidak mulus. Sehingga dua teroris NK dan OAM dilakukan tindakan.
Baca Juga
"Empat orang ini menggunakan dua mobil terpisah. Mobil kedua yang diisi NK dan OAM saat dipotong petugas, mereka malah tidak kooperatif dan memacu kendaraannya untuk menabrak mobil petugas yang mengadang. Sehingga dilumpuhkan oleh petugas," kata Rikwanto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Advertisement
Rikwanto menambahkan, dalam perjalanan ke rumah sakit, NK meninggal dunia sedangkan OAM mengalami luka tembak. Dari kedua teroris ini, polisi menyita senjata api.
Sementara mobil kedua yang diisi AS dan IP, saat dilakukan pengadangan oleh petugas berlaku kooperatif. Keduanya diamankan dan kini dalam pemeriksaan.
Kelompok JAD
Rikwanto juga membeberkan sepak terjang NK dalam jaringan terorisme. Menurutnya, NK pernah mengikuti pertemuan Jamaah Ashorut Daulah (JAD) di Malang, pada 20-25 November 2015. "NK sebagai pengajar teknik persenjataan," ucap dia.
NK juga merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok JAD Poso.
"Lalu menyembunyikan Abu Asybal selama dalam pelarian pascabom Thamrin 2016," tambah Rikwanto.
Tak hanya itu, NK juga diduga bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo tahun 2016.
"Mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso pelaku bom Gereja Samarinda. Terakhir membeli senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah yang sudah direncanakan sejak 2015," kata Rikwanto.