Komplotan Teroris Bom Solo Siapkan Revolver Rakitan

Dua orang komplotan teroris yang memasok senpira berasal dari Sumatera Selatan.

oleh Nefri Inge diperbarui 17 Mar 2017, 23:23 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2017, 23:23 WIB
Polda Sumsel menangkap dua terduga teroris (Liputan6.com/Nefri Inge)
Polda Sumsel menangkap dua terduga teroris (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang Pasca-aksi teror bom bunuh diri di Mapolres Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), Polda Sumatera Selatan (Sumsel) kini telah menangkap beberapa anggota komplotan teroris tersebut.

Ternyata, dua orang anggota teroris tersebut sedang menyiapkan senjata api rakitan (senpira) yang akan digunakan untuk aksi bunuh diri selanjutnya.

Kedua tersangka yang tergabung dalam komplotan teroris jaringan Abu Faisal adalah Rahmat Candra alias Candra (39) warga Desa Rantau dan Edi Waluyo alias Tembel (41) warga Pasar Ilir Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku) Selatan, Sumsel.

Menurut Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, penangkapan kedua tersangka pada Rabu (15/03/2017) malam, sekitar pukul 23.30 WIB setelah berkoordinasi dengan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

“Mereka berdua sudah mengamankan dua pucuk Senpiran jenis Revolver dan 25 butir amunisi diameter hingga 9mm. Barang bukti ini rencananya akan digunakan oleh jaringan Abu Faisal dalam aksi teroris selanjutnya,” ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (17/3/2017).

Kedua pelaku ini ternyata merupakan pemasok senpira yang sering digunakan jaringan Abu Faisal, terutama saat melaksanakan aksi teror bom bunuh diri di Polsek Surakarta pada Juli 2016 kemarin.

Sebelum menangkap kedua tertangkap, Tim Densus 88 Antiteror terlebih dahulu sudah mengamankan tersangka lainnya yaitu Asep dan Bram. Kedua warga Muara Dua, Kabupaten OKU Selatan ini ditangkap saat dalam perjalanan menuju ke Kediri, Jawa Timur.

Untuk mengusut anggota teroris lainnya, pihaknya juga akan mengerahkan intelijen untuk memantau wilayah Kamtibmas di Sumsel, termasuk mengawasi terpidana teroris yang masih menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mata Merah Palembang.

"Kita akan terus memantau mantan narapidana teroris di Sumsel yang sudah bebas," kata dia.

Direktur Dirkrimum Polda Sumsel Kombes Prasetijo Utomo mengatakan, di awal 2016, Abu Faisal mendatangi Kabupaten OKU Timur untuk membeli senpira. Lalu, otak teroris bom bunuh diri Solo ini bertemu dengan Asep dan Bram.

Asep dan Bram mengenalkan Abu Faisal ke Candra dan Tembel. Abu Faisal lalu memberikan uang sebesar Rp 10 juta kepada kedua tersangka ini untuk membeli senpira di OKU Timur. Pihaknya masih terus memburu anggota lainnya yang ikut serta dalam penyediaan senpira di Sumsel.

Bahkan, ada beberapa nama terduga teroris yang sudah dikantongi Tim Densus 88 Antiteror, termasuk juga memburu Abu Faisal.

"Abu Faisal berperan sebagai komandan lapangan dan merekrut warga. Dia juga mencari senpira untuk aksi terornya di sejumlah wilayah Indonesia," katanya.

Pengrajin Senjata Rakitan Sumsel

Gubernur Sumsel Alex Noerdin membenarkan di beberapa kabupaten di Sumsel banyak masyarakat yang menggeluti usaha kerajinan senpira. Tidak hanya di Kabupaten OKU Timur saja, tapi ada beberapa kabupaten yang banyak merakit senpi.

Beberapa daerah yang disebutkan di antaranya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten Banyuasin Sumsel.

“Di kabupaten lain memang banyak masyarakat yang membuat senpira secara sembunyi-sembunyi, baik dirumah maupun di perkebunan,” katanya.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel akan bersinergi dengan pihak kepolisian untuk menghentikan kebiasaan warga merakit senpi. Salah satunya dengan menggelar program pemberdayaan pengrajin senpira kearah yang lebih positif.

Saat ditanyakan tentang potensi terorisme di Sumsel, Alex Noerdin mengatakan bahwa tidak hanya di Sumsel saja, namun disetiap provinsi berpotensi munculnya penyebaran kader terorisme.

Teroris itu ada di mana saja dan kapan saja,” ungkapnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya