Terduga Teroris Cilegon 3 Bulan Jadi Guru Ngaji di Gorontalo

Nanang Kosim ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Jalan Raya Cilegon, Ciwandan pada Kamis 23 Maret 2017.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 29 Mar 2017, 06:52 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 06:52 WIB
Ilustrasi Tangkap Teroris
Ilustrasi Tangkap Teroris (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris Nanang Kosim tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror di Jalan Raya Anyer-Cilegon, Banten, Kamis 23 Maret 2017. Dia pernah tiga bulan menetap di Gorontalo.

Menurut Kabid Humas Polda Gorontalo Ary Donny Setiawan, Nanang Kosim pernah tinggal di Gorontalo tepatnya di Desa Titidu, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Aktivitas Nanang Kosim memang tidak terlihat bahwa dia merupakan seorang teroris.

"Menurut informasi yang saya terima, pada pertengahan tahun 2016 atau selang Mei sampai Juli berada di Desa Titidu tersebut. Selama di desa tersebut dia hanya menjadi seorang ustaz yang kerjanya berdakwah dan juga sebagai guru ngaji di salah satu Tempat Pengajian Alquran," kata dia.

Donny menjelaskan, terkait adanya dugaan pelatihan teroris di Gorontalo yang dilakoni Nanang Kosim, masih diselidiki.

"Dia bisa masuk keluar Gorontalo karena aktivitas dia hanya mengajar ngaji dan berdakwah, setelah itu dia tidak balik lagi ke Gorontalo. Sedangkan transportasi yang ia gunakan masuk ke Gorontalo kami belum mendapat informasinya apakah melalui darat atau laut," kata Donny.

Nanang Kosim ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Jalan Raya Cilegon, Ciwandan, Banten pada Kamis 23 Maret 2017 sekitar pukul 12.00 WIB. Selain NK, Densus juga mengamankan tiga terduga teroris lainnya yakni OAM, AS, dan IP.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Rikwanto mengatakan, penangkapan terduga teroris berlangsung tidak mulus. Sehingga dua teroris NK dan OAM dilakukan tindakan.

"Empat orang ini menggunakan dua mobil terpisah. Mobil kedua yang diisi NK dan OAM saat dipotong petugas, mereka malah tidak kooperatif dan memacu kendaraannya untuk menabrak mobil petugas yang mengadang. Sehingga dilumpuhkan oleh petugas," kata Rikwanto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Rikwanto menambahkan, dalam perjalanan ke rumah sakit, NK meninggal dunia sedangkan OAM mengalami luka tembak. Dari kedua teroris ini, polisi menyita senjata api.

Rumah istri terduga teroris Nanang Kosim juga digeledah anggota Polsek Kalapanunggal dan Polres Sukabumi pada Kamis 23 Maret 2017.

Penggeledahan memakan waktu sekitar 2,5 jam, namun tidak menemukan benda-benda mencurigakan maupun berbahaya. Untuk kepentingan penyidikan, istri teroris Cilegon, YN, saat ini dibawa ke Mapolres Sukabumi di Pelabuhan Ratu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya