Kombinasi Laut dan Bukit, REI Pasang Puzzle Investasi Mandalika

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) Sulaiman Sumawinata menyatakan sudah membuat skema bisnis

oleh Liputan6 diperbarui 05 Apr 2017, 11:35 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 11:35 WIB
Salah satu pantai di Mandalika, Lombok
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) Sulaiman Sumawinata menyatakan sudah membuat skema bisnis untuk berinvestasi di salah satu destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Mandalika, NTB.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) Sulaiman Sumawinata menyatakan sudah membuat skema bisnis untuk berinvestasi di salah satu destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Mandalika, NTB.

“Slotnya sudah saya bayangkan. Ibarat puzzle, kami akan segera mengatur puzzle bisnis yang ada di Mandalika. Ini tempat luar biasa, kawasan sangat luas, alam yang sangat bagus dengan kombinasi laut dan bukit. Kami akan segera berinvestasi di Mandalika dan akan segera menggelar pertemuan dengan pihak terkait,” ujar Sulaiman usai mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (3/4/2017).

Seperti diketahui, REI sedang menggelar acara Gathering Corporate. Rangkaiannya, para pengusaha dari seluruh tanah air itu menggelar Mandalika Investment Forum (MIF) yang digelar satu hari sebelumnya dan kunjungan ke KEK Mandalika di hari terakhir. Acara yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 3 April tersebut didukung oleh Kemenpar RI.

Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Bidang Promosi Perjalanan Insentif Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar serius mendukung kegiatan ini. Dalam acara kunjungan ke KEK Mandalika, seluruh peserta REI dibalut baju dan topi dengan branding Pesona Indonesia berwarna biru.

Sulaiman mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang memfasilitasi kunjungan ke Mandalika sehingga seluruh anggotanya tahu bentuk dan kualitas salah satu 10 Bali Baru ini. ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan Ketua Pokja 10 Bali Baru Kemenpar Hiramsyah Thaib saat di Bali dan sudah membicarakan hal terkait investasi.

Action saya selanjutnya adalah kumpulkan pengusaha, koordinasi dengan daerah dan membicarakan bentuk investasinya. Kita lihat hitung-hitungannya, karena ini semua terkait dengan Bank dan uang yang besar,” kata Sulaiman.

Intinya, lanjut Sulaiman, anggotanya sangat tertarik berinvestasi di kawasan yang memiliki luas 1034 hektare (ha) ini untuk melebarkan sayap bisnisnya.

“Pariwisata itu kan juga harus memikirkan akses, kami lihat akses ini sudah dapat poinnya. Kawasan sangat dekat dengan bandara, jadi saya malah memprediksi kawasan ini akan lebih indah dan besar dari Nusa Dua Bali, kita akan keluarkan hitung-hitungannya segera,” kata Sulaiman.

Ya, menuju KEK Mandalika hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Bandara International Praya Lombok. Dalam perjalanan menuju KEK Mandalika, para peserta REI menyaksikan rumah Wisata Desa Sade Lombok, melihat semua akses, amenitas yang ada di Mandalika dan berakhir makan siang di Hotel Novotel, Mandalika Lombok. Kunjungan REI ke Mandalika juga didampingi oleh PIC Mandalika Pokja Percepatan 10 Bali T. Rahmadi.

Di sisi lain, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Hendri Karnoza mengatakan, pemerintah telah memberikan perhatian serius terhadap pembangunan KEK Mandalika, di Lombok Tengah ini.

Hal ini ditandai dengan akan dibangunnya infrastruktur dan fasilitas penunjang sebagai bagian dari 10 destinasi utama pariwisata Indonesia.

10 Bali Baru yang telah ditetapkan Kemenpar adalah Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Candi Borobudur, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara) dan Tanjung Kelayang (Belitung).

"Berbagai persyaratan bagi beroperasinya KEK telah disiapkan pemerintah, seperti lahan, administrator dan aparatur administrator, pelimpahan kewenangan, perangkat pendukung dan infrastruktur dalam kawasan semua sudah dilengkapi oleh pihak terkait. Nah acara dukungan kami terhadap REI ini juga usaha kami agar investor semakin banyak yang tertarik untuk berinvestasi ke Mandalika. Kami juga berharap REI menjadi garda terdepan investasi di Mandalika," ujar Esthy.

Hal yang sama diutarakan, Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menggarisbawahi salah satu keunggulan KEK Mandalika adalah diterapkannya green infrastructure. Nantinya suplai air bersih dan air minum bagi resort Mandalika berasal dari proses desalinasi air laut. Demikian pula dengan suplai tenaga listrik, yang dirancang melalui pembangkit energi surya.

Keberadaan green infratsructure tentunya akan menambah daya tarik investor kelas dunia menanamkan modalnya di KEK ini. Praktik green economy diharapkan membangun kebanggaan bagi Pemerintah, masyarakat dan pengelolanya.

"KEK Mandalika dapat menjadi percontohan bagi pengembangan kawasan sejenis lain di Indonesia, silahkan berinvestasi di Mandalika," imbuhnya.

Mantan Direktur Utama Telkom itu juga menekankan agar PT Indonesia Tourism Development Corporation sebagai pengusul dan pengelola, Dewan Kawasan bersama masyarakat dapat senantiasa menjaga iklim sosial ekonomi kondusif dan integritas lingkungan hidup wilayah. Sehingga nantinya KEK Mandalika dapat berkembang dengan baik dan membangun manfaat berkelanjutan bagi semua masyarakat Indonesia.

“Ingat, jangan sampai sampah berserakan dan masyarakat jangan buang sampah sembarangan. Harus dijaga KEK Mandalika,” kata Menpar Arief Yahya.

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya