Kata Ketua DPRD Pasuruan soal Anggota dari PKS Dijemput Densus

Anggota DPRD dari PKS yang dijemput Densus 88 itu duduk di Komisi IV yang membidangi pendidikan dan sosial.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Apr 2017, 07:10 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 07:10 WIB
Densus 88 Antiteror
Densus 88 Antiteror (Liputan6.com/ Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Pasuruan - Penjemputan Muhammad Nadir Umar anggota DPRD Pasuruan oleh Densus 88 mendapat tanggapan dari Ketua DPRD Pasuruan. Nadir yang merupakan anggota dewan dari PKS itu dijemput polisi saat turun dari pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan XT 327 rute Kuala Lumpur - Surabaya.

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, M Sudiono Fauzan mengaku kaget mendengar koleganya dijemput Densus 88 antiteror setelah dideportasi dari Turki.

"Saya tidak menyangka jika dia (Nadir) ditangkap Tim Densus 88. Kami juga tidak mengetahui kepergiannya ke luar negeri tersebut dalam rangka apa. Karena tidak ada agenda kedinasan terkait kerja DPRD," kata pria yang karib disapa Dion saat ditemui awak media di Gedung DPRD Kabupten Pasuruan, Minggu 9 April 2017.

Dion mengatakan, Nadir terpilih sebagai wakil rakyat pada Pemilu 2014. Saat ini dia duduk di Komisi IV yang membidangi pendidikan dan sosial. Setelah menjabat 2,5 tahun, dia dilantik sebagai Ketua Badan Kehormatan (BPK) yang tugasnya memberikan sanksi pada anggota DPRD Pasuruan yang nakal.

"Dia baru saja menjabat Ketua Badan Kehormatan. Tapi kami masih belum mengetahui persis terkait penangkapannya oleh tim Densus 88, Sabtu kemarin," kata dia.

Saat disinggung mengenai sanksi untuk Nadir, Dion menjawab pihaknya masih akan menunggu hasil pemeriksaan dari kepolisian.

"Untuk sanksi itu, kami belum bisa memastikan. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan (anggpta DPRD Pasuruan itu) dari kepolisian," ujar Dion.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya