Agar Ekonomi Indonesia Menjadi Tujuh Terbesar, Ini Saran Menaker

Sejumlah ekonom memprediksikan, beberapa tahun kedepan, Indonesia akan menikmati bonus demografi

oleh Liputan6 diperbarui 28 Apr 2017, 16:20 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 16:20 WIB
Hanif Dhakiri
Sejumlah ekonom memprediksikan, beberapa tahun kedepan, Indonesia akan menikmati bonus demografi

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah ekonom memprediksikan, beberapa tahun kedepan, Indonesia akan menikmati bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dari penduduk usia lanjut. Dengan demikian, pada 2030 Indonesia akan menjadi negara salah satu dari tujuh negara dengan petumbuhan ekonomi terbesar di dunia.

Namun, menurut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, prediksi tersebut mensyaratkan Indonesia harus memiliki 113 juta tenaga kerja yang terampil untuk memenangkan persaingan kerja, baik ditingkat lokal, regional maupun global. “Mamukah Indonesia memenuhi syarat tersebut? Ini tantangan bersama,” kata Menteri Hanif, Kamis, (27/4/2017)

Hanif mengingatkan, bonus demografi ibarat pisau bermata dua. Jika bisa memanfaatkan akan menjadi berkah. Sebaliknya jika tidak, ia akan menjadi bencana. Untuk menjadi negara dg pertumbuhan ekonomi yang pesat, pada tahun 2030 Indonesia membutuhkan tenaga kerja terampil sebanyak 113 juta orang. Pada 2016, Indonesia baru memiliki sekitar 57 juta orang. Artinya, tiap tahunnya harus mencetak empat juta tenaga terampil.

“Untuk memenuhi target pekerja terampil, Kemenaker terus memperkuat kinerja Balai Latihan kerja (BLK) baik di pusat maupun daerah,” ujar Menaker.

Menurut Menaker, di era persaingan global, BLK harus bisa memebrikan pelatihan bagi calon angkatan kerja untuk mengembangkan kompetensinya agar tenaga kerja terserap sesuai kebutuhan pasar kerja. Untuk memaksimalkan peran BLK, Kemnaker mengalakkan program 3R BLK, yaitu reorientasi, rebranding, dan revitalisasi BLK.

Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Reorientasi, Revitalisasi, dan Rebranding BLK, pada tahap pertama telah ditetapkan 3 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) dalam program 3R, yakni BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, dan BBPLK Bandung.

Menurut Menaker, fokus BBPLK Bekasi sebagai pusat pengembangan kejuruan elektronika dan teknologi informasi, BBPLK Serang sebagai pusat pengembangan kejuruan las dan listrik. Sedangkan BBPLK Bandung sebagai pusat pengembangan kejuruan manufaktur dan otomotif.

“Tahap berikutnya adalah BBPLK Medan sebagai pusat pengembangan kejuruan pariwisata dan BBPLK Semarang sebagai pusat pengembangan kejuruan fashion technology/garmen apparel dan bisnis manajemen,” katanya.

Menurut Menaker, Reorientasi BLK adalah mengarahkan agar program-program pelatihan di BLK fokus pada kebutuhan riil pasar kerja dan dilaksanakan secara massif. Rebranding BLK adalah upaya membangun citra bahwa BLK sebagai solusi bagi yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak melalui publikasi kinerja BLK kepada masyarakat.

Sedangkan Revitalisasi BLK upaya menjadikan BLK kembali berfungsi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait peningkatan kompetensi calon tenaga kerja dan enaga kerja.

Hanif menyebutkan, sejak dimulai pada 2007 hingga 2015, program Revitalisasi BLK menyasar 299 BLK dan berhasil memperbaiki BLK dalam kondisi baik sebanyak 55 BLK. Pada 2016, program revitalisasi BLK ditargetkan menyasar 15 BLK. Hingga akhir 2016, jumlah BLK yang berhasil direvitaliasi sebanyak 70 BLK.

“Tahun ini, kami menargetkan dapat merevitalisasi sebanyak 15 BLK akan menjadi lebih baik sambil membenahi BLK yang lain dimana pada saatnya nanti akan menjadi baik,” katanya.

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya