Warga Memilih Mudik Lebih Awal Melalui Jalur Laut

Para pemudik di Pare Pare, Sulsel, dan Situbondo, Jawa Timur, memilih mudik lebih awal melalui jalur laut.

oleh Galuh Garmabrata diperbarui 16 Jun 2017, 16:28 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 16:28 WIB

LiputanSCTV, Pare Pare - Pelabuhan Ajatappareng, Pare Pare, Sulawesi Selatan, dipadati para penumpang yang baru saja turun dari sejumlah kapal. Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (16/6/2017), semua berdesakan menuju pintu keluar pelabuhan karena sudah ditunggu sanak saudara dan kerabat.

Sebagian besar adalah para TKI yang bekerja di Malaysia, dan sisanya para perantau yang mencari nafkah di beberapa daerah di Kalimantan. Tumpukan koper dan barang bawaan, termasuk oleh-oleh pun menyertai mereka menuju kampung halaman. Bagi para TKI, momen Idul Fitri adalah kesempatan memanfaatkan cuti untuk bertemu keluarga.

Mereka sebetulnya bukan rombongan pemudik pertama yang turun di Pelabuhan Ajatappareng. Hingga Jumat siang, tercatat sudah 6.600 orang penumpang yang turun di dermaga ini, sejak Minggu 11 Juni lalu. Diperkirakan, puncak arus mudik di Pelabuhan Ajatappareng terjadi tiga hari sebelum Lebaran.

Sementara di Pelabuhan Tradisional Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, sejak Jumat pagi juga sudah dipadati puluhan warga yang hendak mudik. Sebagian besar menggunakan kapal kayu, karena tidak semua penumpang bisa dibawa kapal motor.

Mereka tak hanya dari Situbondo, tapi juga dari kota lain di Jawa Timur dan Bali. Tujuan para pemudik adalah Pulau Raas, Madura. Mereka memilih mudik lebih cepat karena tidak setiap hari tersedia kapal motor, sedangkan kapal kayu memiliki kapasitas yang terbatas. Puncak arus mudik di pelabuhan tersebut diperkirakan akan terjadi pada H-2 Lebaran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya