Cegah Cyberbullying di Jenjang Pendidikan SMA, Kemenkominfo Beri Pelatihan pada Siswa Sekolah

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan SMAN 1 Cibuaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) melakukan webinar literasi digital sektor pendidikan di jenjang sekolah menengah atas (SMA).

oleh Tim News diperbarui 30 Apr 2024, 21:35 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2017, 16:08 WIB
Ilustrasi perundungan dunia maya, cyberbullying
Ilustrasi perundungan dunia maya, cyberbullying. (Image by pikisuperstar on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan SMAN 1 Cibuaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Jabar) melakukan webinar literasi digital sektor pendidikan di jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Kegiatan ini mengusung tema 'Cyberbullying: Apa itu dan bagaimana cara menghentikannya' dilakukan pada Senin (29/4/2024) secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Webinar diikuti lebih dari 200 peserta yang terdiri dari siswa/siswi dan para guru.

Tiga narasumber yang hadir yakni Dosen Pengajar dan Praktisi Digital Ade Irma Sukmawati, Senior Fact Checker Mafindo Bentang Febrylian, dan Data Analyst Bank Indonesia Firman Gani.

Materi pertama disampaikan oleh Senior Fact Checker Mafindo Bentang Febrylian. Dalam pemaparannya, Bentang menyampaikan dari berbagai aspek kehidupan.

"Manusia sebagai pengguna teknologi harus lebih bijak dalam bermedia sosial. Teknologi sebagai alat tidak lah dapat melakukan apa-apa tanpa instruksi dari manusia oleh karena itu hal baik maupun buruk dapat terjadi kapan saja jika kita (manusia) tidak cerdas dalam mengendalikan teknologi/media sosial," ujar Bentang melalui keterangan tertulis, Senin (29/4/2024).

Menurut dia, salah satu dampak negatif yang muncul adalah adanya Perundungan dunia maya atau cyberbullying Dimana ada penindasan yang terjadi secara online, seperti di jejaring sosial melalui email, pesan teks, platfrom game, ruang obrolan dan sebagainnya.

"Pelaku menggunakan internet untuk menganggu, mengolok-olok atau mengancam seseorang. Hal ini bisa sangat berbahaya karena dapat terjadi secara anonym dengan waktu yang tak terbatas dan kepada banyak orang," kata Bentang.

"Cyberbullying nyatanya lebih kejam dibandingkan perundungan biasa. Bagaimana tidak, dampak cyberbullying mampu merusak mental serta psikologis sang korban," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pentingnya Pemahaman Risiko

Ilustrasi cyberbullying
Ilustrasi cyberbullying. (Image by Freepik)

Selanjutnya, Data Analis Bank Indonesia Firman Gani memaparkan materi mengenai Risiko Keamanan Digital. Dia mengatakan, harus dipahami bahwa para pengguna media sosial harus merahasiakan data pribadi, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, dan mengamankan perangkat digital.

"Tindakan kriminal sering terjadi karena adanya kesempatan para pelaku, oleh karena itu kita harus selalu waspada dan membiasakan posting yang penting bukan yang penting posting," ucap Firman.

Maraknya tindakan cyberbullying tercermin dengan banyaknya laporan. Menurut hasil penelitian Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat 49% dari 5.900 responden yang menjadi korban dari cyberbullying. Tingginya angka ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi penggunaan internet pada anak, serta kurangnya pengawasan dari orang tua.

Narasumber selanjutnya Dosen Pengajar dan Praktisi Digital Ade Irma Sukmawati yang membawakan materi mengenai Budaya Digital. Ade mengatakan Perlunya membatasi diri dalam bermedia sosial, pintar memilah dan memilih infomasi yang beredar, serta edukasi tentang etika dalam bermedia sosial perlu ditingkatkan agar fenomena cyberbullying bisa segera teratasi.

"Semua orang juga harus tau bahwa segala tindak tanduk kegiatan kita dalam bermedia sosial bisa terekam dalam dunia digital dan sulit untuk dihilangkan. Pembiasaan kegiatan yang positif, produktif dan aman perlu kita sama-sama lakukan setiap harinya," kata Ade.

 


Tujuan Dilaksanakannya Indonesia Makin Cakap Digital

60% Orang Alami Cyberbullying, Ini 5 Tips Berselancar yang Aman dan Nyaman di Twitter
Twitter hadirkan berbagai fitur privasi, agar pengguna merasa aman dan nyaman. (Foto: Unsplash.com/Brett Jordan).

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan merupakan satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang Masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Ada pun informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram, Facebook, Fan Page dan Kanal Youtube @literasidigitalkominfo, serta website info.literasidigitalid.

Perkembangan teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Perubahan gaya hidup menjadi serba digital karena menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas.

Namun disisi lain tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan, pencurian akun, bullying dan lain-lain. Kegiatan literasi digital di Lingkungan Pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor Pendidikan menuju Indonesia #makinCakapDigital.

Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah
Infografis Cara Generasi 90-an Jalani Liburan Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya