Bantu Anak Hadapi Misinformasi di Ruang Digital, Berikut Caranya

Mengajari anak kita cara mengenali berita palsu sangatlah penting, tetapi penting juga membantu mereka menghadapi misinformasi atau berita palsu diruang digital.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 08 Mei 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2024, 13:00 WIB
Kembangkan Daerah Lewat Pelatihan Kebumen Desa Digital
Literasi Digital Anak. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta- Meningkatnya perkembangan teknologi seperti ChatGPT, memberikan kemungkinan anak terjerumus ke dalam konten-konten palsu dan menyesatkan, seperti gambar, video dan bahkan berita-berita yang dihasilkan oleh teknologi Kecerdasan Buatan (AI).

Dampak misinformasi bersifat negatif dan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti penipuan phising, cyberbullying, sarkasme dan hoaks. Meskipun orang dewasa bisa mengatasi hal-hal seperti itu, tetapi bagi anak-anak  akan menimbulkan trauma bagi mereka jika mengalaminya dan menumbuhkan rasa ketidak percayaan mereka, terhadap suatu hal.

Maka dari itu sangat penting untuk membantu anak kita menghadapi dampak misinformasi, sehingga mereka dapat memahami, mengenali dan menangani situasi itu, jika mereka mengalaminya.

Bantu Anak Hadapi Misinformasi

Dikutip dari FactCheckHub, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk membantu anak-anak memperoleh pengetahuan dan menghadapi berita-berita palsu, yang tersebar di ruang digital mereka.

Yang pertama, sebagai orang tua kita harus mengajak anak memverifikasi dan Periksa fakta informasi bersama-sama. Dorong anak dan biarkan mereka memahami, bahwa menjadi korban informasi palsu adalah hal yang wajar. Beri mereka waktu untuk meninjau informasi palsu dan tanda bahayanya.

Bicarakan alasan di balik keyakinan mereka yang membuat anak berpikir bahwa, hal tersebut benar, dan tunjukkan tanda-tanda bahwa konten yang mereka percayai adalah informasi yang salah, sambil Mengajari mereka cara memverifikasi keakuratan konten.

Latihan ini akan memungkinkan mereka mengakses secara kritis dan mengidentifikasi informasi yang salah, ketika melihat informasi-informasi di ruang digital mereka kedepannya.

literasi digital
Ilustrasi literasi digital (ilustrasi: AI)

Lalu ajari anak untuk berani mengakui kesalahan mereka. Doronglah anak kita untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka buat, jika mereka menyebarkan informasi yang salah kepada orang lain. Ini akan melatih mereka untuk selalu bertanggung jawab memberantas kebohongan di ruang digital mereka dan tidak akan membagikan informasi hoaks kepada orang lain.

Yang ketiga, sebagai orang tua kita harus selalu dukung anak kita. Dalam kasus cyberbullying, anak-anak memerlukan dukungan dari orang-orang sekitar mereka.

Penting untuk selalu mendukung mereka dan memberikan kata-kata baik, agar anak tidak merasa depresi dan menjaga mental mereka agar tetap stabil.

Yang terakhir, ajari dan Bantu mereka melaporkan konten palsu dan menyesatkan di ruang digital mereka. Penting untuk mengajari anak melaporkan konten palsu yang mereka temui.

Kita dapat menunjukan pada mereka cara melakukannya, agar mereka bisa mengidentifikasi dan selalu berfikir kritis, terhadap informasi yang mereka temui sebelum mempercayainya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun , tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya