Liputan6.com, Kuala Lumpur - Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama terhadap situasi di Palestina, seraya mendukung kuat kemerdekaan Palestina.
"Di dalam pertemuan bilateral, kita juga membahas isu Palestina. Indonesia dan Malaysia memiliki keprihatinan yang sama terhadap situasi di Palestina. Kedua negara juga memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung kemerdekaan Palestina," demikian diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato’ Seri Utama Haji Mohamad Bin Haji Hasan, Rabu (3/7/2024).
Baca Juga
Kedua negara juga berkomitmen untuk memperjuangkan Palestina sebagai negara merdeka di berbagai forum internasional.
Advertisement
"Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus bersikap tegas dan aktif diberbagai forum internasional (seperti OKI, PBB, dan jalur multilateral lainnya) serta secara bilateral akan terus mendukung Palestina," lanjutnya.
Indonesia, sebut Menlu Retno, akan terus melakukan upaya untuk memastikan adanya gencatan senjata yang segera dan permanen. Hal ini penting untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta persiapan pembentukan negara Palestina termasuk pengakuan dan keanggotaan penuh di PBB.
"Tentunya, kita akan terus dorong implementasi dari two-state solution," kata Menlu Retno.
Isu ini juga dibahas dalam pertemuan Menlu Retno dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.Â
Konflik Myanmar Turut Dibahas
Selain Palestina, isu internasional yang turut dibahas dalam pertemuan antara Menlu Retno dan Menlu Malaysia adalah konflik di Myanmar. Kedua negara sepakat memperkuat dialog inklusif, memperluas bantuan kemanusiaan dan mendorong dukungan dan sinergi dari komunitas internasional.
"Kami membahas situasi di Myanmar yang semakin memburuk. Keinginan untuk dialog yang inklusif kita lihat belum ada," kata Menlu Retno.
"Kami sepakat untuk terus memperkuat persatuan pemangku kepentingan dalam dialog inklusif, memperluas bantuan kemanusiaan yang inklusif pula dan tidak terpolitisasi, serta mendorong dukungan dan sinergi dari komunitas internasional dalam upaya yang dilakukan oleh ASEAN."
Terlebih, Indonesia juga mendorong penyelesaian isu Myanmar selama Malaysia menjadi ketua ASEAN tahun depan.
"Saya juga menyampaikan harapan agar Malaysia dapat mempertahankan kontinuitas pendekatan inklusif yang telah diterapkan Indonesia selama kepemimpinannya pada tahun 2023. Saya kembali sampaikan komitmen Indonesia untuk implementasi Lima Poin Konsensus (5Pc) melalui mekanisme Troika," tutur Menlu Retno.
Advertisement
Bahas Isu Bilateral
Selain isu internasional, kedua menlu turut membahas sejumlah isu bilateral termasuk isu perbatasan hingga pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI).
Terkait perbatasan, Indonesia dan Malaysia saat ini tengah menantikan penandatanganan MoU terkait negosiasi dua segmen darat, yaitu di Pulau Sebatik dan Sinapad-Sesai.
Sementara itu, proses teknis di segmen West Pillar ke AA-2 di Pulau Sebatik juga sudah mencapai tahap akhir.
"Kita berharap, proses-proses tersebut dapat diselesaikan menjelang pertemuan para pemimpin kedua negara tahun ini," kata Menlu Retno.
Untuk batas maritim, kedua negara masih bernegosiasi terkait Intertidal dan Gap area di Laut Sulawesi.
Selain perbatasan, isu lain yang juga turut dibahas adalah masalah perlindungan WNI.
"Saya menyampaikan kembali usulan Indonesia untuk membentuk mekanisme bilateral khusus yang didedikasikan untuk penanganan dan koordinasi penyelesaian kasus – kasus pekerja migran kita di Malaysia," jelas Menlu Retno.