Jalur Alternatif Garut Macet 15 Kilometer

Hujan yang terjadi pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB ikut mempengaruhi penumpukan kendaraan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 23 Jun 2017, 10:32 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2017, 10:32 WIB
Jalur Alternatif Garut Macet 15 Kilometer
Jalur Alternatif Garut Macet 15 Kilometer (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Antrean kendaraan sepanjang 15 kilometer terjadi mulai dari kecamatan Kadungora hingga kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Padahal seyogianya, jalur itu hanya diperuntukkan sebagai jalur alternatif di luar jalur utama mudik nasional Jawa Barat bagian selatan di kecamatan Limbangan hingga Malangbong.

"Volume antrean mulai terjadi sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi, memang sesuai prediksi," ujar Aris Boy, salah satu petugas jaga di pos pemantauan Asep Stroberi, Kecamatan Leles, saat ditemui, Jumat (23/06/2017).

Menurutnya, hujan yang terjadi pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB ikut mempengaruhi penumpukan kendaraan. Para pemudik khususnya motor langsung menepi untuk mengambil tempat berteduh. "Akhirnya kan kendaraan menjadi pelan sebab banyak motor yang berhenti," kata dia.

Untuk mengurai kemacetan panjang tersebut, pihaknya berencana menggunakan pola one way hanya menggunakan jalur dari arah Bandung ke Garut. "Kita sedang upayakan agar dari Garutnya (mengarah ke Bandung) steril dulu," ujar Aris.

Rudi, salah satu pemudik motor yang tengah menepi, mengatakan antrean kemacetan sudah berlangsung lebih dari dua jam. "Ya bagimana lagi, apalagi tadi hujan besar," kata dia.

Para pemudik motor lebih memilih menepi dulu sambil menunggu antrean kendaraan mereda. "Kalau motor asal mau terobos-terobos bisa sih meskipun lambat," ujar pemudik dengan tujuan Tasikmalaya ini.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lapangan hingga pukul 09.30 WIB antrean kendaraan yang menuju Garut padat merayap. Mulai Kadungora hingga kecamatan Tarogong yang merupakan pintu masuk ke kota Garut, bahkan di beberapa titik antrean kendaraan berlangsung hingga menggunakan tiga ruas jalan.

Rata-rata kendaraan didominasi plat B dan D yang berasal dari Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Beruntung kesigapan petugas di lapangan, antrean masih bisa dikendalikan dengan baik, sehingga volume kendaraan berjalan merayap tanpa berhenti total.

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya