Liputan6.com, Jakarta Kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama program pembangunan nasional, bukan bertujuan membangun berbagai proyek mercusuar melainkan semata memenuhi kebutuhan sekaligus mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lain.
"Untuk memenangkan persaingan global, produk/jasa kita harus lebih cepat, lebih bagus dan lebih murah. Kita menyadari sepenuhnya bahwa infrastruktur yang handal merupakan kunci utama dalam meningkatkan daya saing Indonesia," jelas Menteri Basuki saat menyampaikan orasi ilmiah dengan tema "Terobosan dalam Pembangunan Infrastruktur untuk Mengejar Ketertinggalan" pada Sidang Terbuka ITB Peringatan 97 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (1920-2017) di Aula Barat ITB, Bandung, Kamis (24/8/2017).
Disampaikan Menteri Basuki bahwa menempatkan infrastruktur dalam posisi prioritas pembangunan nasional merupakan pilihan yang logis dan strategis, jika menilik daya saing Indonesia kini masih berada pada peringkat 41. Sedangkan peringkat daya saing infrastrukturnya walaupun naik namun masih berada pada peringkat 60 saat ini.
Advertisement
Pembangunan infrastruktur PUPR juga menjadi tulang punggung untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di atas 5% pada tahun 2018, penciptaan lapangan kerja, serta upaya untuk meningkatkan Indeks Daya Saing Global dan Peringkat Investasi secara berkelanjutan.
"Tidak ada pilihan lain kecuali bekerja dengan ritme Rock-n-Roll. Pekerjaan dilakukan 7 hari seminggu dengan tiga shift jika kita ingin mengejar ketertinggalan," jelasnya.
Dihadapan civitas akademika ITB, Menteri Basuki menyampaikan 5 (lima) terobosan yang dilakukan Kementerian PUPR agar dapat melaksanakan amanat yang cukup berat tersebut. Terobosan tersebut mulai dari aspek regulasi dan hukum, sumber daya manusia, pendanaan inovatif, kepemimpinan dan penerapan hasil riset dan teknologi.
Menteri Basuki menyampaikan bahwa penerapan teknologi hasil penelitian dan inovasi telah diimplementasikan pada berbagai proyek infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR dan mampu menghasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih cepat, dan lebih murah.
Di bidang sumber daya air telah diterapkan teknologi beton pracetak untuk bendung, pengendali dasar sungai, saluran irigasi dan pintu-pintu air untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dan sistem irigasi hemat air.
Selain itu digunakan Sistem Modular Wahana Apung, antara lain pada Hunian Terapung Rumah Baca dan Balai Pertemuan Warga Terapung Tambak Lorok, Semarang dan Jembatan Apung di Cilacap.
Untuk teknologi bidang jalan dan jembatan Kementerian PUPR melalui Balitbang telah menghasilkan lebih dari 25 jenis teknologi guna mendukung kebutuhan konektivitas diantaranya Teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) yang menghemat biaya sampai 70% dan waktu pengerjaan sampai 50%. Teknologi tersebut dipakai saat membangun Flyover Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 4 bulan.
Dalam pembangunan jalan diatas tanah lunak, digunakan teknologi Vacuum Preloading guna menaikan tegangan efektif tanah dan mempercepat proses konsolidasi tanah lunak. Teknologi ini telah diterapkan pada pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya dan akan diaplikasikan di Jalan Tol Pemalang-Batang.
Beberapa teknologi lain yang telah dimanfaatkan untuk mengatasi tanah lunak dan muka air yang tinggi adalah penggunaan struktur slab on piles sebagai sistem bentang sederhana dan atau sistem bentang terintegrasi (menerus/ integral). Teknologi ini telah menunjukan kinerjanya, antara lain, pada Jalan Tol Bali- Mandara yang indah menyusuri pantai dan Jalan Tol Sedyatmo.
Pilihan teknologi lain perkuatan tanah lunak dengan mini piles dan plate load transform berupa geogrid dengan pasir batu dengan ketebalan tertentu. Teknologi ini antara lain diaplikasikan pada Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Teknologi lain yang telah berhasil diterapkan untuk membangun struktur jalan susun ditengah kondisi lalu lintas yang padat adalah Teknologi Sosrobahu, yang telah digunakan pada struktur Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Tol Metro-Manila dan akan diterapkan pada Jalan Tol Elevated Jakarta-Cikampek II.
Di bidang Perumahan dan Permukiman, sistem modular juga akan digunakan dalam membangun rumah susun mulai tahun 2018. Keunggulannya dari segi biaya lebih hemat 19 persen dan teknologinya sederhana sehingga memudahkan pengendalian kualitas.
Menteri Basuki juga meminta dukungan seluruh elemen bangsa termasuk civitas akademika ITB dan mahasiswa dalam upaya mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur. Dirinya juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa ITB untuk melakukan _training ground_ pada proyek-proyek yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR.
"Tinggal pilih saja mau ke bendungan, jalan tol, atau lainnya, tidak perlu ke luar negeri," pungkasnya.
Powered By:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat