Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Setya Novanto atau Setnov sampai saat ini masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. Menurut salah seorang sumber yang enggan disebut namanya, Setnov masih dirawat di ruang ICCU.
"Bapak masih di ruang ICCU. Mungkin dua atau tiga hari baru dipindah ke ruang rawat biasa," ujar sumber tersebut di RS Premier Jakarta, Kamis (21/9/2017).
Dia berkisah, berat badan Setnov sudah turun hingga 7 kilogram. Tekanan darahnya pun sempat sangat rendah.
Advertisement
"Tekanan darahnya sempat 184/60. Kayaknya (berat badan) sudah turun kurang lebih hampir 7 kilogram," jelas sang sumber.
Pantauan Liputan6.com, keadaan RS Premier saat ini cukup ramai. Penjagaan ketat pun dilakukan oleh petugas keamanan setempat.
Setya Novanto yang berada di ruang ICCU lantai empat tidak bisa sembarangan dijenguk. Saat ingin naik ke ruang rawat inap, petugas yang berjaga akan bertanya kepada para pembesuk perihal tujuan dan siapa yang akan dibesuk.
Sampai saat ini, belum terlihat pimpinan DPR atau pejabat lainnya yang menjenguk sang Ketua Umum Partai Golkar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Membaik
Sebelumnya, tim dokter dan penyidik KPK sudah mendatangi RS Premier Jatinegara, tempat Setya Novanto atau Setnov dirawat, dan menyimpulkan kondisi ketua DPR itu membaik.
"Dari koordinasi yang dilakukan dengan dokter, yaitu dokter spesialis jantung, dijelaskan bahwa kondisi kesehatan SN itu lebih baik, semakin membaik dibanding hari Senin (18 September), ketika tim KPK melakukan pengecekan saat itu," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Rabu 20 September 2017.
Sebelumnya, Setnov dua kali tidak hadir untuk diperiksa KPK sebagai tersangka pada Senin 11 September dan Senin 18 September karena sakit.
Setnov dirawat di RS Premier Jatinegara Jakarta Timur setelah sebelumnya dirawat di RS Siloam Semanggi Jakarta Selatan. Setnov disebut masuk ruang Angiografi untuk dilakukan tindakan katerisasi yang direkomendasikan pasca pemeriksaan MSCT (multi-slice computed tomography) atau "calcium score" karena sebelumnya sudah ditemukan juga adanya plak di jantung.
Advertisement