Gulat Okol, Tradisi Leluhur Minta Hujan di Gresik

Anak-anak, ibu rumah tangga, dan orang tua mengikuti gulat okol, sebagai tradisi meminta hujan di Gresik, Jawa Timur.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 27 Sep 2017, 09:54 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 09:54 WIB

Fokus, Gresik - Gulat okol atau gulat tradisional di Desa Setro, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, hingga kini masih tetap terjaga kelestariannya. Selain diikuti remaja, tradisi memohon datangnya hujan warisan leluhur tersebut juga diikuti ibu rumah tangga dan para orang tua.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Rabu (27/9/2017), layaknya seni bela diri lain, tradisi gulat okol dipimpin dua wasit yang bertugas menjaga sportivitas. Suasana pertandingan kental dengan nuansa tradisional. Sepanjang pertandingan, gamelan dan kendang-kempul khas Jawa Timur terus mengiringi olahraga tradisional tersebut.

Mereka yang menjadi juara tidak dihitung saat menjatuhkan lawan, tetapi ditentukan oleh sportivitas saat  bertanding di atas ring. Bagi warga desa, gulat okol telah ada sejak ratusan tahun silam. Selain untuk memohon datangnya hujan, gulat okol juga menjadi ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rejeki dan hasil panen yang mereka dapat.

Tradisi gulat okol digelar sekali dalam setahun, saat musim kemarau. Meski tanpa iming-iming hadiah, gulat okol tetap banyak diikuti peserta sekadar untuk melestarikan tradisi warisan leluhur.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya