PPI Delft Mengutuk Kebohongan Dwi Hartanto

Mereka mengutuk kebohongan Dwi Hartanto dan meminta seluruh ilmuwan Indonesia menjaga kode etik akademik demi menjaga integritas pribadi.

oleh Mevi Linawati diperbarui 10 Okt 2017, 04:07 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2017, 04:07 WIB

Fokus, Jakarta - Dalam setahun terakhir, sosok Dwi Hartanto menjadi sorotan. Dwi muncul di sejumlah media massa sebagai ilmuwan muda Indonesia ahli dirgantara dan roket. Dia bahkan sempat dijuluki The Next Habibie.

Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Selasa (10/10/2017) pada 7 Oktober 2017, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Universitas Teknik Delft mengeluarkan pernyataan keras.

Mereka mengutuk kebohongan Dwi Hartanto dan meminta seluruh ilmuwan Indonesia menjaga kode etik akademik demi menjaga integritas pribadi lembaga dan negara.

Pernyataan sikap dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Universitas Teknik Delft mendadak sontak mengundang reaksi Dwi Hartanto. Pada laman Facebooknya, Dwi merilis daftar kebohongan yang direkayasanya selama ini. Kenyataannya, Dwi adalah lulusan S1 Teknik Industri di Apkrind Yogyakarta tahun 2005 bukan lulusan Universitas Tokyo Jepang. Saat ini status Dwi adalah kandidat doktoral dan bukan calon profesor.

Bahkan proyek roket yang diakuinya sebagai proyek antariksa Belanda adalah roket amatir mahasiswa sebagai ekstrakulikuler kampus. Selain itu, Dwi pun tak pernah memenangi lomba riset dirgantara seperti yang dia gembar-gemborkan. Adapun papan hadiah uang 15 ribu euro dibuatnya sendiri untuk properti foto.

Karena kebohongannya, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Den Haag Belanda mencabut penghargaan yang sebelumnya diberikan kepadanya sebagai WNI yang berprestasi. Dalam pernyataannya Dwi Hartanto menyatakan permohonan maaf. Ia mengaku khilaf karena telah memberikan informasi yang tidak benar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya