Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Partai Golkar Roem Kono menegaskan, pihaknya segera mengumumkan bakal calon yang diusung dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018.
"(Sudah) Finalisasi tapi belum. Tunggu saja," ujar Roem di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Menurut dia, tidak mudah memilih tokoh yang dipercaya dan berkompeten untuk ikut pesta demokrasi itu. Dia juga tak menampik adanya dinamika dalam mengusung nama yang dijagokan.
Advertisement
"Belum tahu ya dinamikanya apa kan keputusannya belum. Tinggal lihat dinamikanya. Pasti ada dinamikanya. Orangnya juga banyak tapi tunggu keputusannya dulu," papar Roem.
Dia mengatakan, paling lambat dua minggu ke depan Partai Golkar akan mengumumkan siapakah calon yang diusungnya.
"Insya Allah, tunggu saja keputusannya. Partai kita begitu," jelas Roem.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar Robert J Kardinal menuturkan, surat keputusan atau SK dari DPP sedang dipersiapkan dan akan terbit pekan ini.
"Masih akan dirapatkan (surat keputusan) di internal untuk finalisasi kalau enggak hari ini ya besok tergantung undangan. Dalam minggu ini akan disahkan dukungannya," tukas Robert.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ridwan Kamil?
Salah satu nama yang disebut-sebut akan didukung Golkar adalah Ridwan Kamil.
Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, Robert J Kardinal mengatakan, partainya tidak menutup kemungkinan mengusung Ridwan Kamil jika elektabilitas Wali Kota Bandung tersebut lebih tinggi dari bakal calon lain.
Menurut dia, untuk mengusung calon kepala daerah juga harus dilihat pula survei dan keinginan rakyat.
"Ini lagi proses, kalau survei RK (Ridwan Kamil) tertinggi, Golkar bisa mendukung RK. Minggu ini akan disahkan dukungannya," ucap Robert di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Kendati demikian, ujar Robert, jika elektabilitas Ridwan Kamil berbeda tipis dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, calon gubernur yang digadang Golkar, partainya akan memilih kadernya untuk diusung.
"Nggak harus (Dedi Mulyadi), kan ada peraturan organisasi juga di Golkar itu kalau hasil surveinya jauh, kalau pun bukan kader, RK tinggi ya itu akan kita pilih. Kalau terpautnya tipis 1-2 persen bisa kita pilih kader," kata Robert.
Advertisement