Liputan6.com, Jakarta Bahaya penyalahgunaan narkoba semakin meresahkan masyarakat Indonesia. Barang haram itu menjadi musuh besar yang harus dimusnahkan.
Pasalnya, narkoba sudah menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat. Muali dari anak kecil, pekerja, penegak hokum tersandung kasus narkoba. Padahal, mereka adalah generasi muda penerus bangsa. Kalau terus terjadi demikian, tidak dipungkiri kehilangan generasi muda akan terjadi di Indonesia.
Baca Juga
Tak ketinggalan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sangat geram dengan kondisi Indonesia darurat narkoba. Tak tanggung-tanggung, Presiden Jokowi pun meminta aparat agar tidak ragu menindak tegas pengedar narkoba walaupun harus dijatuhi hukuman mati.
Advertisement
“Sudahlah tegaskan saja, terutama pengedar narkoba asing yang masuk, kemudian sedikit melawan, sudah langsung ditembak saja," ujar Jokowi seperti dikutip Liputan6.com, (Jumat (21/7/2017).
Hal itu, dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistiandriatmoko. Ia mengatakan hukuman tegas para aparat harus tegas dan konsisten. Kendati demikian, hukuman itu belum memberikan efek jera terhadap para pelaku atau penyelundup narkoba. Pasalnya, masih ada beberapa orang yang masih nekat selundupkan barang haram tersebut.
“Ancaman vonis mati yang ada dalam undang-undang di Indonesia dianggap belum cukup membuat para mafia narkoba takut,” ujar Sulistiandriatmoko saat ditemui oleh Liputan6.com, Kamis (26/10/2017).
Salah satu faktor mereka—mafia narkoba—tidak takut karena memiliki kekuatan financial yang besar. Para pelaku atau mafia itu menggunakan kekuatan financial agar leluasa menggerakan jaringan narkoba bahkan di dalam lapas sekalipun.
Untuk itu, ia menghimbau agar para generasi muda agar menjauhi narkoba, apapun alasannya. Selain itu, butuh sinergi antar lembaga pemerintah dan non pemerintah agar memerangi narkoba dengan konsisten.
“Perangi narkoba bukan hanya tugas BNN semata, namun ini pekerjaan rumah (PR) bagi semua lapisan, mulai dari keluarga sampai lingkungan, harus tegas perangi narkoba,” imbuh Sulistiandriatmoko.
Perlu diketahui, pada 2014, 12 ribu jiwa meninggal dunia akibat narkoba. Setidaknya 30-40 meninggal dunia setiap harinya. Bahaya itu sudah di depan, jangan sampai narkoba merengut anggota keluarga Anda.
(*)