Kahiyang-Bobby Jalani Prosesi Adat Membunyikan Gendang

Salah satu fungsi dari instrumen musik tersebut adalah untuk mengiringi ketika acara monortor atau menari secara adat.

oleh Reza Efendi diperbarui 24 Nov 2017, 12:06 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2017, 12:06 WIB
Kahiyang-Bobby Jalani Prosesi Adat Membunyikan Gendang
Kahiyang-Bobby Jalani Prosesi Adat Membunyikan Gendang

Liputan6.com, Medan - Prosesi adat Kahiyang Ayu Siregar-Bobby Nasution sedang berlangsung di Kota Medan, Sumatera Utara. Setelah melalui prosesi pemotongan kerbau yang disebut Manalpokan Lahan Ni Horja, kali ini dilanjutkan dengan Manyantan Gordang Sambilan Dohot Gondang.

Menurut salah satu pengetua adat, Sutan Raja Pinayungan, Hendrisyah Harahap, acara Manyantan Gordang Sambilan Dohot Gondang atau Membunyikan Gendang/Gondang adalah alat musik penting dalam sebuah acara perkawinan.

Salah satu fungsi dari instrumen musik tersebut adalah untuk mengiringi ketika acara monortor atau menari secara adat. Begitu juga halnya dengan Gordang Sambilan, yaitu sembilan gendang besar juga berfungsi pada acara adat untuk memeriahkan acara dan pertanda horja godang (pesta besar).

Gordang Sambilan sangat khas Mandailing dan menurut beberapa literatur, Gordang Sambilan ini adalah alat perkusi yang diameternya terbesar kedua di dunia. Oleh karenanya, Gondang dan Gordang Sambilan merupakan bagian dari ritual adat, maka untuk menabuhnya pada sebuah acara harus melalui serangkaian acara adat juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Upacara Manyantan Gondang dan Gordang Sambilan ini berbarengan dengan mendirikan bendera-bendera adat sebagai pertanda horja godang," kata Hendrisyah, Jumat (24/11/2017). Disebutkan, ada beberapa bendera yang didirikan, antara lain bendera kebangsaan merah putih, bendera raja-raja Desa Na Walu, bendera Harajaon, bendera Lipan-lipan, bendera Siararabe, dan bendera Alibutongan (Pelangi).

Sesudah acara manyantan Gondang, maka diadakanlah acara membuka gelanggang panortoran yang dilaksanakan oleh Suhut, Pengetua adat bermarga Nasution, Pengetua adat bermarga Lubis, Pengetua adat marga lainnya dari Mandailing, Pengetua adat Tabagsel, Inanta Soripada yaitu Ibunda Bobby beserta ibu-ibu lainnya, dan Raja Panusunan.

"Raja Panusunan adalah seorang raja yang akan memimpin persidangan adat. Raja Panusunan pada acara perkawinan adat Bobby dan Kahiyang ialah Pandopotan Nasution, gelar Patuan Kumala Pandapotan. Tujuan manortor sebagai penghormatan," sebut Hendrisyah.

Hingga pukul 11.45 WIB, acara manortor masih berlangsung. Pantauan Liputan6.com, dalam acara adat tersebut Kahiyang tampak mengenakan kebaya dan kain songket aranye sedangkan Bobby mengenakan jas abu-abu.

Dalam acara tersebut juga tampak sejumlah keluarga dekat Kahiyang-Bobby, seperti Gibran Rakabuming yang terlihat mengenakan bulang, topi adat di acara Mandailing. Kegiatan berlangsung di tenda utama yang berada tempat disamping kediaman orangtua Bobby, Perumahan Bukit Hijau Regency (BHR) Jalan Setia Budi Medan.

Pemotongan Kerbau

Sebelumnya prosesi adat Kahiyang Ayu Siregar-Bobby Nasution dimulai pukul 06.00 WIB. Dimulainya prosesi ditandai dengan lantunan musik khas Mandailing.

Lantunan musik terdengar dari tabuhan gondang yang dimainkan oleh Grup Kesenian Mandailing Gunung Kulabu Pakantan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kerbau sekitar pukul 06.20 WIB.

Menurut salah satu pengetua adat, Pandapotan Nasution, Gelar Patuan Kumala Pandapotan, proses adat pemotongan kerbau disebut juga Manalpokan lahan ni horja.

"Dalam suku Mandailing, kerbau merupakan simbol tertinggi dalam adat, karena acara ini adalah acara besar," katanya.

Satu buah kerbau disiapkan. Kerbau dibalut dengan ulos dan dibawa dengan sebuah mobil bak terbuka sempat memberontak saat diturunkan dari mobil.

Saat disembelih, kepala kerbau menghadap ke arah kiblat (barat). Penyembelihan juga disaksikan para keluarga dan petua-petua adat suku Mandailing yang hadir. Acara ditutup dengan beberapa sambutan oleh petua adat.

Kemudian dilanjutkan dengan sidang adat dan manortor pada pukul 08.00 WIB. Sementara, di luar lokasi acara, di seputaran Perumahan Bukit Hijau Regency (BHR) telah disterilkan oleh pihak keamanan.

Seperti ruko-ruko (rumah toko) yang terletak tepat di samping lokasi. Pada hari biasanya diketahui ramai dikunjungi masyarakat, kali ini tidak. Pihak keamanan dari unsur polisi dan TNI tampak berjaga-jaga, bahkan lokasi parkir kendaraan dan aktivitas masyarakat sepi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya