Liputan6.com, Jakarta - Nama Pelaksana Tugas Ketua Umum Golkar Idrus Maraham masuk bursa kandidat pimpinan partai itu, bila digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Ia memang salah satu tokoh senior di partai beringin.
Lantas bagaimana tanggapan Idrus?
Baca Juga
"Lah jangan bicara (itu dulu), saya ndak boleh begitu, itu tidak etis. Biarlah DPD I, biar DPD II yang menentukan," katanya usai rapat bersama 34 utusan DPD tingkat I di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu 25 November 2017 malam.
Advertisement
Sebelumnya, Ketua Bappilu Golkar Nusron Wahid, menyebut nama Idrus dan Airlangga Hartarto sebagai dua kandidat Ketua Umum Golkar selanjutnya. Idrus sendiri menilai di Golkar banyak kader yang berkualitas.
Yang jelas, ia belum mau bicara banyak soal peluangnya. Terlebih, Munaslub belum tentu terlaksana. Meski wacananya makin kencang setelah Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan KPK.
Kalau pun Munaslub dilakukan, menurut Idrus, mekanisme pencalonan ketua umum juga harus mengikuti aturan partai. Ia pun menegaskan tidak pernah mengapungkan wacana akan menjadi ketua umum.
"Makanya waktu pleno kemarin saya katakan tidak harus saya, tapi siapapun di antara kita yang siap," papar Idrus.
Wartawan pun melontarkan pertanyaan kesiapan Idrus sendiri. Namun, ia mulai gerah dengan pertanyaan sejenis.
"Ndak, ini pertanyaannya kok mancing-mancing aja," pungkas pria yang sebelumnya menjabat Sekjen Golkar ini.
Hasil Rapat Pleno
Beberapa hari lalu, Partai Golkar menggelar rapat pleno membahas masalah Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi e-KTP. Rapat pleno ini pun menghasilkan lima putusan.
"Rangkaian kesimpulan pertama menyetujui Idrus Marham sebagai Plt (pelaksana tugas) sampai ada putusan praperadilan," ujar Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa 21 November 2017.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie atau Ical meminta agar semua kader partai pohon beringin menghormati keputusan rapat pleno soal Setya Novanto. Dia tidak ingin suara Golkar terpecah karena keputusan pleno tersebut.
Dia menegaskan, hasil pleno merupakan keputusan tertinggi ketiga Partai Golkar setelah Munas/Munaslub dan Rapimnas. Untuk itu, Ical meminta para kader menjaga keutuhan Partai Golkar.
Advertisement