Sinar Merah Masih Teramati, Begini Kondisi Gunung Agung Pagi Ini

Gunung Agung masih bergolak. Asap hingga gempa tremor masih kerap teramati dari lokasi tim pemantauan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 29 Nov 2017, 08:27 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 08:27 WIB
Gunung Agung Meletus
Gunung Agung berpotensi meletus, saat ini statusnya meningkat ke Level IV atau tertinggi, menandakan erupsi kemungkinan besar akan terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung di Karangasem, Bali, masih terus bergolak. Asap hingga gempa tremor masih kerap teramati dari tim pemantauan gunung.

"Pagi ini, Gunung Agung masih mengeluarkan asap tebal setinggi 2.000 meter. Juga terekam kegempaan tremor menerus dengan amplitudo 1-2 ml," ujar tim pemantauan Gunung Agung, Nurul Huseini, saat dihubungi Liputan6.com dari Jakarta, Rabu (29/11/2017).

"Asap tersebut mengarah ke barat daya atau Denpasar," imbuh dia.

Bahkan dia mengungkapkan, gunung yang memiliki ketinggian 3.031 mdpl tersebut masih mengeluarkan sinar merah tadi malam. Untuk itu, warga diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Sinar merah dari Gunung Agung masih teramati tadi malam," ujar dia.

Sementara kondisi cuaca di sekitar lokasi pemantauan Gunung Agung terpantau mendung. Hal ini membuat pengamatan gunung menjadi tidak jelas lantaran tertutup kabut.

Kondisi Gunung Agung. (Liputan6.com/istimewa)

Akibat kondisi tersebut, Pihak PT Angkasa Pura I kembali menutup operasional penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, hingga Kamis, 30 November 2017 pukul 07.00 Wita. Hal ini karena sebaran abu Gunung Agung masih menutupi wilayah udara bandara.

"Kami evaluasi atas perkembangan situasi penyebaran abu gunung Agung dan arah angin setiap enam jam," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Rabu (29/11/2017) seperti dilansir Antara.

 

Ada Abu Vulkanik

Menurut Arie, perpanjangan penutupan operasional bandara selama 24 jam telah melalui rapat evaluasi membahas dampak erupsi Gunung Agung yang melibatkan seluruh pemangku kebijakan atau otoritas berwenang di bandara.

Rapat tersebut digelar setiap pukul 01.00 Wita untuk mengevaluasi operasional bandara berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), BMKG, Vulcanic Ash Advisory Center (VAAC) di Darwin Australia, laporan pilot dan hasil pengujian di bandara.

Arie menjelaskan, berdasarkan pengamatan meteorologi dari VAAC, semburan abu gunung telah mencapai sekitar 25 ribu kaki bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 knots dan masih mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Prakiraan arah angin, ucap Arie, dari BMKG pada ketinggian atau level mencapai sekitar 3.000 meter arah barat laut-timur, ketinggian 5.000 meter barat laut-timur laut, dan ketinggian 24.000 utara-timur laut.

"Dari laporan pilot pada ketinggian 2.000-4.000 kaki masih ditemui adanya abu di ruang udara dengan arah angin ke barat daya," ucapnya.

Meski hasil paper test atau pengujian sebaran abu gunung di bandara masih nihil, Arie mengatakan dengan pertimbangan ruang udara di sekitar bandara masih tertutup oleh sebaran abu maka bandara ditutup.

Pihak berwenang telah menerbitkan surat peringatan penutupan Bandara Ngurah Rai kepada pelaku penerbangan dan pilot di seluruh dunia atau notice to airman (notam) dengan nomor A-4298/17.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya