Uniknya Bisnis Turun-temurun Kapur dari Kulit Kerang di Kalsel

Di Kalimantan Selatan, ada bisnis kapur dari kulit kerang yang dikelola secara turun-temurun oleh keluarga lho. Seperti apa, ya?

oleh Muhammad Ali diperbarui 04 Jan 2018, 08:29 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 08:29 WIB

Fokus, Batola - Bubuk kapur biasanya dibuat dari bongkahan batu kapur yang diambil dari alam lalu dihancurkan. Namun di Kalimantan Selatan, kapur ternyata dibuat juga dari kulit kerang. Hasil akhirnya digunakan untuk konsumsi sirih pinang yang masih lazim digunakan oleh masyarakat setempat.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Kamis (4/1/2018), mengawali pembuatan kapur dari kulit kerang, wanita di Pulau Sugara, Kalimantan Selatan ini membelah kerang hidup dan memisahkan daging dari kulitnya. Kerang-kerang berwarna hijau di bagian kulit luarnya ini banyak terdapat di perairan Pulau Sugara yang dikelilingi oleh Sungai Barito dan Sungai Martapura.

Sementara tumpukan kulit kerang selebar telapak tangan yang sudah dibelah, kemudian dijemur di bawah terik matahari beberapa jam, sebelum dibakar, supaya warna kehijauannya hilang berganti putih.

Usaha membuat kapur dari kulit kerang di pulau yang berada Kabupaten Batola ini telah dilakukan setidaknya oleh 11 keluarga secara turun temurun. Begitu pula dengan pekerjanya. Pekerja pria umumnya bertugas membakar dan merendam kulit kerang di dalam air mendidih agar kulit kerang lunak.

Setelah kulit kerang direndam air panas beberapa saat, para pekerja wanita mulai mengaduk dan menghancurkan kulit kerang hingga menjadi adonan bubur berwarna putih. Proses mengaduk hingga menjadi adonan bubur kapur ini membutuhkan waktu sekitar dua jam. Para pekerja mengaku mendapat upah setiap dua minggu sekali dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahan baku kapur dipasok oleh pencari kerang dari Desa Tabunganen, yang masih berada di pulau yang sama. Dalam satu hari, satu rumah usaha mampu menghasilkan tiga hingga empat ember kapur, masing-masing seberat 25 kilogram. Satu embernya dijual pada pengepul seharga Rp 65 ribu. Namun biasanya kapur kerang dikumpulkan dulu minimal 300 kg sebelum dijual. Dalam dua minggu, omzet yang dihasilkan pun bisa mencapai Rp 15 juta.

Kapur dari kerang ini biasanya digunakan untuk mengkonsumsi sirih pinang yang masih lazim dilakukan oleh warga asli Kalimantan. Selain itu, kapur kerang juga digunakan untuk bahan baku kosmetik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya