Liputan6.com, Jakarta - Sholat adalah kewajiban utama bagi setiap muslim, namun tidak semua orang menjalankannya dengan sadar dan penuh keikhlasan. Cara menasihati seseorang agar mulai sholat pun tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya menjelaskan bahwa memaksa seseorang untuk sholat secara langsung justru bisa membuatnya semakin menjauhi ibadah. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih lembut dan penuh hikmah menjadi cara terbaik.
Advertisement
"Jika Anda menemukan orang tidak sholat, jangan langsung menyuruhnya sholat. Bagi dia, sholat adalah musuhnya. Tapi ajak dia dengan cara yang lebih halus," ujar Buya Yahya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv.
Advertisement
Menurut Buya Yahya, salah satu cara efektif adalah mengajak seseorang untuk ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan masjid atau mushala.
Sebagai contoh, seseorang bisa diajak kerja bakti di mushala, membersihkan tempat ibadah, atau bahkan membantu dalam pembangunan masjid.
"Dengan begitu, dia akan merasa memiliki mushala tersebut. Saat melihat orang-orang sholat di tempat yang dia bangun, hatinya bisa mulai tergerak," jelasnya.
Pendekatan yang penuh kelembutan juga berlaku dalam kehidupan rumah tangga. Seorang istri yang ingin suaminya rajin sholat, misalnya, tidak perlu menegur secara keras.
Sering kali, ketika suami ditegur langsung, justru akan muncul perlawanan dan sikap menolak. Hal ini bisa membuat perubahan semakin sulit terjadi.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Suami Bisa Dimulai dari Hal Kecil, Seperti Pijatan
Buya Yahya memberikan contoh bahwa seorang istri bisa mulai dengan memberikan perhatian lebih kepada suaminya, seperti dengan pijatan kecil sebagai bentuk kasih sayang.
"Kalau suami tidak sholat, pijitin saja dulu dia. Jangan langsung disuruh sholat," katanya.
Setelah itu, istri bisa mulai mengajak dengan cara halus, seperti meminta suami untuk mengantarnya ke pengajian.
Jika ajakan itu dilakukan dengan lembut dan penuh cinta, suami bisa lebih mudah menerima tanpa merasa terpaksa.
"Awalnya, suami hanya mengantar ke pengajian dan langsung pulang. Biarkan saja, jangan dipaksa ikut. Setelah beberapa kali, barulah mulai minta dia untuk menunggu di luar," tutur Buya Yahya.
Setelah terbiasa, ajakan bisa ditingkatkan lagi. Misalnya, meminta suami menunggu di dalam masjid saat pengajian berlangsung.
Lama-kelamaan, suami akan mulai mendengarkan kajian secara tidak sadar, hingga akhirnya bisa tertarik untuk ikut serta.
Advertisement
Kalau Sudah Tertarik, Ini Langkah Selanjutnya
Jika sudah ada ketertarikan, langkah berikutnya adalah meminta ustadz untuk membahas sholat dalam ceramahnya, sehingga pesan tersebut bisa sampai ke suami tanpa paksaan.
Pendekatan yang bertahap ini bisa memakan waktu cukup lama, bahkan hingga satu atau dua tahun. Namun, perubahan yang terjadi akan lebih kuat dan berlandaskan kesadaran, bukan keterpaksaan.
Buya Yahya menegaskan bahwa mengajak seseorang untuk menjalankan sholat harus dilakukan dengan kebijaksanaan dan tidak boleh dengan paksaan.
"Kalau kita terburu-buru, orang bisa tambah enek atau sebel sama kita. Akhirnya bukan semakin dekat dengan sholat, malah makin menjauh," tegasnya.
Hikmah dalam berdakwah adalah kunci utama. Cara yang terlalu keras bisa membuat seseorang justru semakin menolak kebenaran.
Sebaliknya, dengan kasih sayang dan pendekatan yang lembut, hati seseorang bisa luluh tanpa merasa dipaksa atau ditekan.
Mengajak seseorang untuk meninggalkan kemungkaran dan mulai menjalankan kebaikan harus dilakukan dengan keindahan dan kesabaran.
Setiap orang memiliki perjalanan spiritualnya masing-masing. Oleh karena itu, mendekati mereka dengan cara yang tepat adalah langkah awal menuju perubahan yang lebih baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul