Pentolan Geng Jepang Penjarah Toko Baju Ikuti Prarekonstruksi

Gelaran prarekonstruksi akan dilakukan langsung di toko pakaian Fernando.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 09 Jan 2018, 13:28 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2018, 13:28 WIB
Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan
Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polresta Depok rencananya menghadirkan 10 orang tersangka kasus penjarahan di toko pakaian Fernando di Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok. Di mana salah satu dari 10 tersangka adalah ketua geng motor Jepang yang berulah pada 24 Desember 2017 lalu.

Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis Aryana mengatakan, penyidik dipastikan akan membawa kepala geng motor Jepang berinisial H usia 18 tahun.

"Ada 10 tersangka yang kita bawa buat prarekonstruksi. Biar jelas semua apa peran masing-masing. Rencananya akan kita gelar jam 13.00 WIB," kata Kompol Putu saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (8/1/2018).

Putu menuturkan, total ada 19 tersangka terkait kasus dugaan penjarahan itu. Namun, sembilan tersangka sudah dilimpahkan. Dia mengungkapkan, sembilan tersangka yang dilimpahkan lantaran mereka masih usia anak-anak.

"Jadi kita hanya bawa 10 tersangka karena yang sembilan tersangka sudah tahap dua. Itu karena anak-anak jadi memang didahulukan, ada aturannya," ujar Putu.

Lebih jauh Putu menyebutkan, gelaran prarekonstruksi akan dilakukan langsung di toko pakaian Fernando. Dia pun menyatakan, gelaran prarekonstruksi ini untuk melengkapi berkas perkara.

"Iya ini untuk kelengkapan berkas juga yang sudah hampir rampung," dia memungkasi.

Sepi Pembeli

Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan.
Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah tersebut kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi toko pakaian Fernando, di Jalan Cakalele, Sukmajaya, Depok. Setelah ratusan potong pakaian dijarah geng motor Jepang, kini toko yang buka 24 jam itu sepi pembeli.

"Sepi yang beli setelah kejadian penjarahan," kata salah satu karyawan toko, Obet, kepada Liputan6.com di lokasi, Depok, Rabu (27/12/2017).

Pria asal Sukabumi, Jawa Barat, ini berujar, sehari bisa puluhan pembeli keluar masuk tokonya, tapi usai penjarahan tersebut, pembeli langsung turun drastis.

"Ramai biasanya, keluar masuk bisa puluhan apalagi kalau malam, makin ramai pembeli," ujar dia.

Ia mengaku geram dengan aksi beringas muda-mudi yang menjarah ratusan pakaian tersebut.

"Pasti, marahlah. Salah apa toko ini sampai mereka menjarah begini," ucap Obet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya