Konsep Blue Economy Diharapkan Mampu Tingkatkan Produktivitas

Konsep Blue Economy Dukung Peningkatan Produktivitas Pekerja Indonesia

oleh Cahyu diperbarui 26 Jan 2018, 19:08 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 19:08 WIB
Kemnaker
Konsep Blue Economy Dukung Peningkatan Produktivitas Pekerja Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berharap gagasan Ekonomi Biru (Blue Economy) yang diterjemahkan sebagai pembangunan pembangunan ramah lingkungan berkelanjutan bisa memberikan hasil optimal dan sumber daya yang memberikan nilai tambah.

“Konsep Blue Economy harus diarahkan untuk membantu peningkatan produktivitas pekerja dan penciptaan lapangan kerja. Langkah-langkah aksi untuk sosialisasi dan penerapannya harus didukung semua pihak," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri, yang diwakili staf ahli Hubungan Internasional Kemnaker, Abdul Wahab Bangkona, saat memberikan sambutan pada acara  International Conference on Blue Economy for Suistanable Development di Jakarta, Jumat (26/1/2018).

Abdul mengatakan, pada prinsipnya Blue Economy merupakan pengembangan dari prinsip Green Economy yang konteksnya fokus pada produktivitas tinggi, masif, dan mengoptimalisasi sumber daya berkelanjutan.

“Dengan ikon optimalisasi dalam Blue Economy ini, maka seluruh sumberdaya (resource) harus memberikan nilai tambah, memberikan hasil lebih baik. Dalam konteks ketenagakerjaan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja," ucapnya.

Abdul melanjutkan, untuk mendukung konsep ekonomi biru harus ada regulasi sistematis yang bisa dengan mudah diterapkan dan aturan standar yang jelas agar seluruh pemangku kepentingan terlibat karena masing-masing sektor punya potensi masing-masing.

“Potensi itu mesti dirawat dengan bekerja sama dengan bidang masing-masing Kementerian/Lembaga, Kampus, dan para ahli, serta memberi nilai tambah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ini tidak mudah, kalau tidak dilakukan hari ini," kata dia.

Abdul mengatakan, Indonesia merupakan negara kaya raya dengan sumber daya di laut maupun hutan. Banyak bahan baku yang bisa diperoleh dari hasil sumberdaya di Indonesia, jadi tidak perlu melakukan impor.

Dirinya pun berharap konsepsi dan implementasi gagasan ekonomi biru bisa memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan yakni institusi pemerintah, dunia usaha, dunia industri, dunia pendidikan dan pelatihan maupun organisasi masyarakat lainnya, yang memiliki tanggungjawab sama untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang kompeten dan produktif.

“Menjadi yang terbaik adalah penting, tetapi menjadi lebih baik dari sebelumnya itu jauh lebih penting. Terus menerus memperbaiki, berinovasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, itulah hakikat produktivitas, “ kata Abdul Wahab.

Sementara itu Gunter Pauli, seorang enterpreuner, author, dan inisiator Blue Economy menjelaskan inti pemikiran dan gerakan ekonomi sebenarnya adalah mendorong pemanfaatan sumber daya lokal melalui beragam inovasi agar semaksimal mungkin memberikan nilai tambah bagi peningkatan ekonomi, kualitas hidup manusia, penciptaan lapangan kerja dan terutama penghematan sumber daya agar dapat lebih lama diperoleh manfaatnya.

“Apa pun komoditasnya pasti bisa digali teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan kemanfaatannya, intinya adalah inovasi tiada henti. Gerakan ekonomi yang dirintis  lebih dari sekedar ramah lingkungan. Saya berusaha menaikkan standar dari kata sustainabilitas lebih tinggi dari sebelumnya," ujar Gunter.

Dalam Konsep Blue Economy, semua sumber daya alam tidak ada yang terbuang, bahkan bahan sisa produksi. Bahan sisa produski bisa dibuat produk baru atau didaur ulang.

“Berbicara tenaga kerja dalam sektor alam, semua orang yang fokus pada sektor alam, mereka tidak ada yang menganggur. Pasti mereka bekerja, entah itu kecil ataupun besar pekerjaannya. Namun yang pasti, mereka tidak ada yang menganggur,” kata Gunter

Rektor Universitas Trilogi, Aam Bastaman, menambahkan bahwa konferensi Internasional yang digelar Universitas Trilogi merupakan sebuah momentum untuk kembali memahami ekonomi biru adalah bagian dari tata nilai kehidupan yang harus diimplemantasikan.

"Semangat menerapkan ekonomi biru ini menjadi bagian dari pembangunan nasional  Indonesia. Konteks ini bisa dilihat dari misi Universitas Trilogi yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan keteknopreneuran, kemampuan bekerjasama dan kemandirian dalam lingkungan Ekonomi Biru, “ kata dia.

Acara International Conference on Blue Economy for Suistanable Development hasil kerjasama  Ditjen Binalattas Kemnaker dengan Universitas Trilogi Jakarta ini  dihadiri oleh Mantan Menaker  Bomer Pasaribu, Hayono Suyono, Sekretaris Ditjen Binalattas Kunjung Masehat, Direktur Bina Produktivitas Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker  Muhammad Zuhri, narasumber tunggal Prof. Dr. Gunter Pauli, seorang enterpreuner, author dan initiator of Blue Economy dan 100 peserta dari para pembuat kebijakan, akademisi dan asosiasi profesi.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya