Polri Diminta Tumpas Grup Penyebar Hoax MCA

Penyebar hoax MCA dianggap meresahkan masyarakat.

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Mar 2018, 20:35 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 20:35 WIB
Enam Anggota Muslim Cyber Army Ditangkap Polisi
Petugas kepolisian memberi keterangan saat menunjukkan enam anggota The Family Muslim Cyber Army yang terlibat kasus ujaran kebencian di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta (28/2). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan telah meminta Komisi II DPR untuk mendorong kepolisian mengusut dan menindak tegas kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang diduga penyebar berita tidak benar atau hoax, terutama tim inti dari kelompok itu, baik di dalam maupun luar negeri. 

"Mengingat isu tersebut meresahkan masyarakat," kata Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, di Jakarta (1/3/2018).

Politikus Golkar ini mengharapkan pula kepada Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), bekerja sama dengan kepolisian untuk terus melakukan penyelidikan mendalam.

Dengan demikian, dapat mengungkap kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain. Seperti halnya dalam hal pembiayaan ataupun adanya pihak yang memesan kepada MCA dalam penyebaran berita hoax.

"Sekaligus mengidentifikasi kemungkinan adanya kelompok penyebar hoax lain yang beraksi di media sosial," ucap Bamsoet.

Tidak Mudah Terprovokasi

Enam Anggota Muslim Cyber Army Ditangkap Polisi
Anggota The Family Muslim Cyber Army diperlihatkan di Dittipid Siber Bareskrim Polri, Jakarta (28/2). Enam tersangka ditangkap karena menyebarkan berita bohong dan mencemarkan nama baik presiden, dan pemerintah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Karena hal itu, Bamsoet mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu kebencian dan pintar dalam berbicara di media sosial.

Tak hanya itu, dia juga meminta kepada Komisi I DPR untuk mendorong penyedia layanan aplikasi dan pengguna agar patuh terhadap ketentuan yang berlaku.

"Saya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita isu ujaran kebencian, maupun isu SARA," jelas Bamsoet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya