Tak Dapat Jatah Cawapres 2019, Golkar Ingin Porsi Lebih di Kabinet

Golkar ingin mendapatkan timbal balik atas dukungannya terhadap Joko Widodo sebagai konsekuensi logis berkoalisi.

oleh Merdeka.com diperbarui 24 Mar 2018, 05:28 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2018, 05:28 WIB
Dewan Pakar Golkar Gelar Rapat Bahas Setya Novanto
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono (tengah) bersama anggota Dewan Pakar Golkar Ganjar Razuni (kiri) dan Watty Amir (kanan) saat rapat dewan pakar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (20/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono meminta porsi kabinet lebih besar untuk Golkar apabila tidak mendapatkan kursi RI 2. Golkar ingin mendapatkan timbal balik atas dukungannya terhadap Joko Widodo sebagai konsekuensi logis berkoalisi.

"Kita tentu berharap apabila kita memenangkan Jokowi dengan wakilnya tentu kita berharap punya hak kursi yang cukup. Apalagi kita berbeda dari lima tahun yg lalu. Sudah dari awal. Pertama kali partai yang mendukung Jokowi adalah Golkar," ujar Agung ditemui saat Rakernas Golkar di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Jumat (23/3).

Dia menambahkan Golkar langsung tancap gas galang dukungan kepada Jokowi dengan relawan Gojonya. "Tidak hanya omdo. Kita bentuk kelompok-kelompok di masyarakat, ada Gojo dan lain lain yang sifatnya menghimpun sukarelawan untuk mendukung Jokowi," sambungnya.

Agung ingin Golkar mendapatkan jatah yang besar di kabinet pada periode 2019-2024, ketimbang periode sebelumnya. Sebab pada 2019 nanti, Golkar jelas mendukung koalisi pemerintah sejak awal.

"Jauh jauh lebih baik. Wajar dong kalau mendapat posisi. Meskipun kita sadar bahwa presidennya bukan dari partai Golkar," kata Agung.

Menurut dia, hal ini merupakan keharusan apabila nanti Jokowi kembali maju pada periode berikutnya. Mantan ketua DPR ini tidak mau Golkar menang dengan tangan kosong.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dorong Kader Jadi Cawapres

Agung Laksono
Agung Laksono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada Rakernas ini, beberapa kader Golkar juga menyerukan pertanyaan kepada para elite apa yang bisa didapat dalam koalisi dengan Jokowi. Sebab sampai detik ini, Jokowi belum mendeklarasikan cawapresnya, begitu juga dengan Golkar belum resmi mendorong kadernya menjadi cawapres.

"Ya itu harus (kursi kabinet). Kalo tidak ya kita tidak dapat apa-apa, masa tidak dapat apa-apa," kata dia.

Meski begitu, Agung ingin tetap mendorong ada kader Golkar yang maju mendampingi Jokowi. Saat ini kader paling kuat adalah Ketum Airlangga Hartarto. Namun dia tidak menutup kader lain jika berpotensi.

"Tapi begitu juga yang lain. Kita belum tau karena belum dibahas. Tapi ya terbuka aja, nanti mereka bergerak sendiri," tukasnya.

 

Reporter : Ahda Bayhaqi 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya