Liputan6.com, Jakarta - Nyak Sandang, seorang nasionalis asal Aceh yang ikut menyumbang hartanya agar Indonesia bisa membeli pesawat pertama, kini tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani menyatakan, saat ini kondisi Nyak Sandang sudah mulai membaik, setelah pada Kamis, 22 Maret 2018, kakek 91 tahun ini mengeluh sakit dan kesulitan buang air kecil.
"Kesehatan Ayah Sandang kian membaik setelah menjalani perawatan sejak Kamis malam," kata Saifullah kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa 27 Maret 2018.
Advertisement
Dia menjelaskan, awalnya Nyak Sandang akan melakukan operasi pada Sabtu, 24 Maret 2018 terkait keluhannya tersebut. Namun, berdasarkan diagnosa lanjutan dan pertimbangan tim dokter RSPAD, operasi urung dilaksanakan.
"Masih dapat diobati tanpa perlu tindakan operasi kepada Ayah Sandang," ucap Saifullah.
Sedangkan untuk operasi katarak, kata Saifullah, direncanakan dilakukan hari ini, Rabu (28/3/2018), sekitar pukul 07.00 WIB. Meskipun katarak mendera kedua mata, tetapi operasi hanya akan dilakukan terhadap mata sebelah kiri.
"Sedangkan mata sebelahnya sudah tak mungkin dioperasi, itu informasi dari Muturidi sebagaimana keterangan tim medis RSPAD," jelas Saifullah.
Sebelumnya, Nyak Sandang sempat bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan pada Rabu 21 Maret 2018 sore. Nyak Sandang datang menemui orang nomor satu di Indonesia itu bersama kedua anaknya.
Bertemu Jokowi
Nyak Sandang punya jasa besar bagi Indonesia. Ia menjual sepetak tanah dan 10 gram emas seharga Rp 100 saat berusia 23 tahun.
Nyak Sandang memberikan uang itu kepada Presiden Sukarno pada 1948. Presiden Pertama RI itu tengah mencari dana untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Dari kontribusi Nyak Sandang dan warga Aceh lain, Indonesia bisa membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Di depan Jokowi, Nyak Sandang menunjukan bukti obligasi pemerintah tahun 1950. Berbincang dengan Jokowi, Nyak Sandang menggunakan bahasa Aceh. Salah satu anaknya Maturidi menjadi penerjemah.
"Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden," kata Maturidi.
Dalam pertemuannya itu, Nyak Sandang pun mengutarakan beberapa permohonan. Salah satunya mengenai bantuan untuk operasi katarak. Hal itu disambut baik Jokowi.
"Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya," jawab Jokowi.
Selain itu, pria yang berusia 91 tahun pun meminta agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Jokowi berjanji akan mengirim tim ke sana.
Permintaannya yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji. "Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua," lanjut Maturidi.
Advertisement