Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terus bersafari politik setelah resmi diusung partainya untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019.
Pekan depan, Prabowo rencananya akan bertemu dengan para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membahas soal koalisi.
Baca Juga
"Itu belum tahu tanggalnya. Tapi yang pasti setelah Rakornas ini, minggu depan, Pak Prabowo akan menyambangi DPP PKS untuk membicarakan ini (koalisi Pilpres 2019)," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Rabu (18/4/2018).
Advertisement
Dasco menuturkan, saat ini memang sudah hampir pasti PKS akan membangun koalisi pilpres dengan Gerindra. Hal itu, kata dia, sudah dilakukan melalui proses koalisi yang panjang.
"Saya rasa sih tanpa tersurat kan memang selama ini kan penjajakan koalisi yang hampir pasti kan dengan PKS dan itu enggak usah pakai di surat juga kalau koalisi terjadi kan pasti calonnya dari PKS atau yang di-endorse PKS," ucap dia.
Sebelumnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil tak yakin jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan benar-benar maju Pilpres 2019. Sebab, ia ragu Prabowo memiliki logistik yang masih cukup untuk berlaga melawan rivalnya, yakni Presiden Joko Widodo.
"Pertama, pilpres ini adalah besar biayanya. Saya pikir mungkin Prabowo sudah, bukan saya tidak percaya dengan Prabowo ya, tapi saya lihat logistiknya di 2014 kemarin sudah terkuras," kata Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 16 April.
Bisa Saja Mundur
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid juga berpendapat, Prabowo bisa saja menyerahkan mandat capres kepada figur lain. Menurutnya, Prabowo juga belum menyatakan secara gamblang akan maju di Pilpres 2019.
"Sampai sekarang secara definitif kan Pak Prabowo belum menyatakan Beliau maju sebagai capres. Bahwa Beliau sudah menerima mandat iya, tapi apakah mandat itu akan Beliau pakai sendiri atau karena perkembangan politik Beliau mempunyai ijtihad yang baru kemudian menyerahkan mandat itu kepada yang lain," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 17 April 2018.
"Itu bagian yang tetap saja mungkin terjadi dalam politik. Dinamika semacam itu sangat mungkin terjadi," imbuh dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement