Pria Korban Intimidasi Saat CFD Lapor ke Polda Metro Jaya

Stedi adalah satu dari beberapa pria berkaus #DiaSibukKerja yang tengah jalan sehat di car free day. Dia mengalami persekusi dari sejumlah orang berkaus #2019GantiPresiden.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2018, 14:47 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 14:47 WIB
Pelaporan dugaan persekusi saat car free day ke Polda Metro Jaya
Pelaporan dugaan persekusi saat car free day ke Polda Metro Jaya (Merdeka.com/ Ronald)

Liputan6.com, Jakarta - Stedi Repki Watung (36), korban dugaan intimidasi atau persekusi saat car free day (CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, pada Minggu, 29 April 2018 mendatangi Polda Metro Jaya. Dia melaporkan tindakan tak menyenangkan yang dialaminya itu.

Stedi adalah satu dari beberapa pria berkaus #DiaSibukKerja yang tengah jalan sehat saat itu. Dia mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari massa berkaus #2019GantiPresiden.

Dengan didampingi pengacaranya, Bambang Sri Pujo, Stedi membuat laporan di Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

"Bahwa peristiwa persekusi pada CFD hari Minggu, 29 April itu adalah hal yang sangat memalukan bangsa Indonesia di mata dunia," kata Bambang di Polda Metro, Senin (30/4/2018).

Dalam video berdurasi 1 menit 50 detik yang kini menjadi viral itu, dia sempat diledek oleh massa berkaus #2019GantiPresiden bahwa dia adalah massa bayaran. Selain Stedi, Bambang mengaku sebenarnya ada beberapa dari mereka yang juga mau membuat laporan, tetapi urung karena masih trauma.

"Sebenarnya ada empat lagi tapi masih trauma," kata Bambang.

Dalam membuat laporan, mereka membawa alat bukti berupa video yang viral di YouTube saat CFD. Laporan sendiri diterima dengan nomor LP/2363/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum tanggal 30 April 2018.

"Terlapornya masih dalam penyelidikan. Tapi semua tahu kalau dalam acara itu banyak elite politik," Bambang memungkasi.

Laporan PSI Belum Diterima

Pelaporan dugaan persekusi saat car free day ke Polda Metro Jaya
Pelaporan dugaan persekusi saat car free day ke Polda Metro Jaya (Merdeka.com/ Ronald)

Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pun melakukan hal sama dengan membuat laporan. Namun, laporan tersebut ditolak oleh pihak kepolisian.

"Laporannya belum sepenuhnya diterima. Masih diproses karena ada berkas yang kurang. Polisi masih akan meminta keterangan dari korban (ibu dan anak)," ujar Juru Bicara PSI Dini Purwono.

Rencananya, kata Dini, sang ibu akan datang bersama kuasa hukumnya siang ini. Ia akan membuat laporan secara terpisah mengenai kejadian yang dialaminya. "Kuasa hukum bilang akan ke sini (Polda Metro Jaya) untuk melapor," kata Dini.

PSI, lanjutnya, tergerak untuk melaporkan peristiwa itu. Ia melihat tindakan yang dilakukan massa #2019GantiPresiden adalah tindakan pidana. "Itu tidak boleh dibiarkan, apalagi dijadikan budaya dalam kontestasi politik," ujar dia.

Sebelumnya, beredar video yang merekam sejumlah orang yang mengenakan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden mengintimidasi orang yang memakai kaus #DiaSibukKerja. Kejadian tersebut diduga terjadi saat car free day (CFD) Minggu pagi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Dalam video itu, sang ibu dan anak dikelilingi dan dikibas-kibaskan uang. Anak kecil itu sampai menangis ketakutan. Keduanya diperlakukan seperti itu karena memakai kaus #DiaSibukKerja. Mereka sampai harus dipisahkan dan diselamatkan oleh warga lain.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya