Kabar Duka Tak Terduga soal Polisi Muda Korban Rusuh Mako Brimob

Ibu korban sempat histeris mengetahui putra yang baru sebulan menjalani pelantikan kelulusan di Sekolah Polisi Negara Purwokerto telah tiada.

oleh Galoeh Widura diperbarui 10 Mei 2018, 13:23 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2018, 13:23 WIB
Briptu Wahyu Catur
Jenazah korban penyanderaan oleh napi teroris di Mako Brimob, Bripda Wahyu Catur Pamungkas (20) tiba di rumah duka, Kebumen, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Liputan6.com, Kebumen - Jenazah korban penyanderaan oleh napi teroris di Mako Brimob, Bripda Wahyu Catur Pamungkas (20), tiba di rumah duka, Kebumen, Jawa Tengah. Ambulans RS Polri yang mengantar polisi muda itu tiba sekitar pukul 02.40 WIB, Kamis, 10 Mei 2018 dini hari.

Suasana sendu menyambut kedatangan Bripda Wahyu. Jerit histeris keluarga semakin meninggi saat peti kayu berbalut bendera merah putih melangkah masuk rumah duka.

Beberapa waktu berselang suara tangis mereda. Tidak ada suara lain selain bisik para tetangga yang juga menahan sedih.

Dari luar pagar terlihat keluarga bergantian mengambil air wudu. Lantunan doa anggota keluarga sayup terdengar, mensalati si bungsu yang telah tiada.

Tetangga korban, Pangat (55), mengungkapkan keluarga korban sempat meminta untuk memandang jenazah anaknya untuk terakhir kali. Namun, personel kepolisian yang hadir menahan keinginan keluarga lantaran dalamnya luka yang diderita Wahyu.

"Jenazah sudah disucikan, keluarga tadi sempat meminta kafan dibuka, tapi tidak diperbolehkan," katanya.

Hingga menjelang subuh lantunan doa terus mengiringi anak keempat pasangan Purn Serma Pujiono (60) dan Surati (48). Rencananya jenazah dimakamkan setelah semua keluarga besar tiba di rumah duka.

"Beberapa keluarga pulang dari luar kota, kemungkinan mereka akan sampai sekitar pukul 06.00 WIB pagi," ujar Iswandi (40), paman korban.

 

Kabar Tak Terduga

Briptu Wahyu Catur
Jenazah korban penyanderaan oleh napi teroris di Mako Brimob, Bripda Wahyu Catur Pamungkas (20) tiba di rumah duka, Kebumen, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Mayoritas warga dan keluarga korban tidak mengetahui Bripda Wahyu merupakan salah satu korban tragedi kerusuhan di Mako Brimob. Hingga sore hari sekitar pukul 17.00 WIB Rabu, 9 Mei 2018 masuk kabar duka lewat telepon.

Tak berselang lama, kepolisian setempat mendatangi rumah dan mengabarkan hal serupa. Mereka juga mengatakan jenazah akan segera dipulangkan ke Kebumen.

"Kami kaget mendengar kabar itu. Kami juga tidak mengikuti perkembangan kerusuhan di Mako Brimob," kata Iswandi.

Ibu korban sempat histeris mengetahui putra yang baru sebulan menjalani pelantikan kelulusan di Sekolah Polisi Negara Purwokerto telah tiada. Ia sempat hampir pingsan mengetahui kabar mendadak tersebut.

"Beruntung keluarga sudah banyak di rumah sehingga bisa saling menguatkan," ujarnya.

Iswandi mengaku hati keluarga sangat terluka atas peristiwa di Mako Brimob. Namun, keluarga sudah pasrah sepenuhnya agar para pelaku diganjar sesuai hukum yang berlaku.

Kematian sudah tergariskan dalam garis takdir. Hanya saja, sebab kematian itulah yang perlu diusut agar peristiwa pilu itu tidak terulang.

"Kalau sudah takdir tidak bisa dielak. Tetapi para napi harus tetap membayar kejahatan mereka," Iswandi menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya