Liputan6.com, Jakarta - Drama perebutan rutan dan penyanderaan petugas di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat berakhir. Sebanyak 155 napi terorisme menyerahkan diri tanpa syarat.
"Tak ada kompromi untuk terorisme," kata Menko Polhukam Wiranto di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).
Namun, lima nyawa anggota Densus 88 Antiteror Polri tidak bisa diselamatkan. Mereka tewas ketika bertugas menjaga Rutan Salemba cabang Mako Brimob.
Advertisement
Dukungan untuk Polri dan doa bagi korban terus mengalir dari berbagai pihak.Â
Sejumlah masyarakat dari berbagai elemen menggelar doa bersama dan aksi solidaritas di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis malam. Kegiatan itu dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada lima anggota Polri yang meninggal, Selasa 8 Mei malam lalu.
"Indonesia berduka kehilangan putra-putra terbaik bangsa. #KamiBersamaPOLRI", tulis spanduk yang dijadikan sebagai latar acara.
Sejumlah tokoh, politikus, dan aktivis hadir dalam acara tersebut. Antara lain anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq, Ketua PSI Tsamara Amany, penyanyi Joy Tobing, Goenawan Muhammad, kakak angkat Ahok Andi Analta Amir, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar dan berbagai tokoh lintas agama.
Acara diawali dengan membagi-bagikan bunga mawar merah dan putih. Dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Gugur Bunga, dan Indonesia Pusaka yang dipimpin oleh Joy Tobing.
Puluhan warga Kota Medan, Sumatera Utara, dari berbagai profesi dan agama menggelar aksi belasungkawa di depan Markas Komando Korps Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mako Brimob Polda Sumut) Jalan KH Wahid Hasyim. Mereka menyalakan lilin dan meletakkan bunga di depan Mako Polda Sumut.
Aksi belasungkawa itu digelar warga Kota Medan usai kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Ketua Baitul Muslimin Indonesia Kota Medan, Ade Darmawan yang ikut dalam aksi ini mengatakan, mereka sangat mengecam tindakan radikalisme yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua. Mereka juga mendukung upaya Polri untuk memberantas gerakan radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia.
"Islam sangat tidak mengajarkan pembunuhan. Oleh karena itu, Islam radikalisme tidak boleh dibiarkan hidup di bumi nusantara. Islam itu mengajar Rahmatan Lilalamin, sehingga jangankan membunuh, membenci saudaranya saja dilarang," kata Ade, Kamis (10/5/2018) malam.
Â
Dari Ormas
Garda Pemuda NasDem (GP NasDem) mengutuk tindakan radikal napi terorisme di Mako Brimob tersebut. Terlebih, kejadian itu merebut nyawa lima polisi yang bertugas.
"Garda Pemuda NasDem mengutuk para pelaku kerusuhan yang telah melakukan tindakan keji di Mako Brimob"Â ujar Wakil Ketua Umum Garda Pemuda Nasdem, Ivanhoe Semen, dalam siaran tertulisnya.
Dia pun turut menyampaikan rasa simpati dan duka cita kepada keluarga dan kerabat para anggota Polri yang meninggal dalam tugas di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Juga mengapresiasi Polri yang berhasil mengambil alih kembali Mako Brimob.
Menurut dia, perlu ada evaluasi guna menghindari terulangnya kerusuhan ini.
"Penghormatan yang setinggi-tingginya kami berikan kepada para anggota Polri yang telah berhasil mengambil alih kembali Mako Brimob dari para napi teroris di kerusuhan yang baru saja terjadi. Kami pun mendukung Polri untuk melakukan evaluasi, khususnya terkait SOPpenanganan napi teroris agar kejadian seperti ini tidak terjadi kembali," kata Ivanhoe.
Dia berharap tidak ada pihak-pihak yang memberikan pernyataan-pernyataan provokatif sehingga memperkeruh suasana pasca kerusuhan di Mako Brimob.
"Siapa pun kita, tentunya tidak mengharapkan hal ini terjadi. Biarlah Polri menanganinya dengan profesional. Yang pasti, keamanan nasional harga mati! Kami bersama Polri! Negara tidak boleh kalah dengan segala bentuk teror!" tutup Ivanhoe.
Advertisement