Liputan6.com, Jakarta - Rentetan teror bom terjadi di Jawa Timur pascatragedi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Terakhir, bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi.
"Hari-hari ini adalah hari prihatin karena sampai tadi pagi, masih ada kejadian di Polrestabes Surabaya. Kejadian ini untuk jadi perhatian kita supaya lebih waspada lagi," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Sejak 8 Mei 2018 malam, masyarakat dikagetkan oleh sejumlah peristiwa yang melibatkan teroris. Malam itu, kerusuhan terjadi di Rutan Salemba cabang Mako Brimob. Lima polisi dan satu napi meninggal. Satu polisi lainnya ditawan dan baru dibabaskan pada Kamis, 10 Mei dini hari.
Advertisement
Polisi juga telah mengamankan dua orang dan dua ditembak mati di Bekasi. Mereka diduga anggota jaringan Jamaat Ansharut Daulat (JAD). Keempatnya diduga hendak menuju Mako Brimob sebagai reaksi atas terjadinya kericuhan, pada Kamis, 10 Mei dini hari.
Jumat 11 Mei, anggota Brimob Bripka Marhum Prencje tewas ditusuk di halaman kantor Intelmob, Kelapa Dua, Depok.
Terakhir, dua perempuan, bernama Dita Siska Milenia dan Siska Nur Azizah, diamankan di depan Mako Brimob, lantaran diduga hendak membantu terduga teroris dan melakukan penyerangan, pada Sabtu 12 Mei. Keduanya berangkat dari Bandung pada Jumat (11/5/2018), untuk mencari informasi narapidana di Mako Brimob dan berencana menyusup ke dalam.
Terlebih, ISIS mengklaim menjadi dalang dari keributan di Mako Brimob hingga teror bom di tiga gereja di Surabaya.
Oleh karena itu, Polri menyampaikan empat imbauan kepada masyarakat di tengah teror bom tersebut.
1. Agar masyarakat tetap tenang. Sekali lagi masyarakat tetap tenang tanpa mengurangi kewaspadaan, tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. Tetap melakukan penjagaan di lingkungan masing-masing. Polri tetap akan melakukan kewajiban sebaik-baiknya untuk melindungi masyarakat dan melakukan penindakan.
2. Kami dari Mabes Polri mengharapkan agar masyarakat tetap waspada, khususnya terhadap berita-berita tidak jelas yang dikirim oleh sumber-sumber tidak jelas, apa yang disebut hoaks. Kami imbau untuk tidak membagikan, men-sharing atau posting kembali yang dapat berakibat terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.
3. Marilah kita bersama-sama menjadikan terorisme musuh bersama. Kita bersama-sama berani melawan terorisme. Mengimbau agar masyarakat tidak mem-posting foto atau video yang menggambarkan kekerasan. Kalau sekarang ada di HP masing-masing, saya mohon agar dihapus.
Lapor ke Polisi
Setyo mengimbau agar masyarakat melaporkan ke polisi jika ada hoaks atau informasi tentang orang/benda mencurigakan.
"Kalau ada informasi coba dikonfirmasi. Kalau ada di Ibu Kota ya ke Polda Metro atau Mabes Polri atau ke polda masing-masing," kata Setyo.
Menurut dia, masyarakat juga bisa cek mandiri melalui media massa. "Cek dulu apa ada di media mainstream atau tidak. Kalau di media mainstream tidak ada, sudah pasti itu hoaks," ia menegaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement