3 Terduga Teroris Wonocolo Sidoarjo Dimakamkan di TPU Khusus Mr X

Pemakaman ketiga jenazah terduga teroris di Sidoarjo dijaga ketat aparat kepolisian.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Mei 2018, 19:23 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2018, 19:23 WIB
Pemakaman 3 terduga teroris di Sidoarjo
Pemakaman 3 terduga teroris di Sidoarjo (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Sidoarjo - Tiga jenazah terduga teroris di Rusunawa Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur dimakamkan di Pemakaman Umum untuk orang tidak dikenal atau khusus Mr X milik Dinas Sosial Sidoarjo. Pemakaman ketiga jenazah dijaga ketat aparat kepolisian.

Ketiga jenazah di antaranya, Anton Ferdiantono (pelaku peledakan), Sari Puspitasari (istri Anton), dan HAR (anak pertama mereka). Kapolsek Taman AKP Samirin belum bisa memberikan keterangan terkait pemakaman ini.

"Waduh, jangan saya mas. Ini langsung Densus," ucap Samirin di lokasi Pemakaman Umum Khusus Mr X milik Dinsos Kabupaten Sidoarjo, Jumat (18/5/2018).

Mereka adalah pelaku sekaligus korban sumber ledakan yang terjadi di rusunawa Wonocolo, Blok B lantai 5, Taman Sidoarjo pada Minggu malam, 13 Mei 2018.

Dalam ledakan pertama, kamar yang dihuni sekeluarga tersebut menewaskan Sari Pusputarini (istri Anton) dan HAR.

Sedangkan ketiga anak lainnya, yakni Ainur Rachman, Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) dinyatakan selamat dan mengalami luka-luka.

Sementara, Anton yang diduga dalang dalam insiden ledakan tersebut terpaksa dilumpuhkan petugas lantaran terduga masih diketahui memegang pemicu ledakan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ledakan di Wonocolo

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengunjungi tiga anak yang selamat dari ledakan bom rakitan di rumah susun sewa lantai 5, Blok B, Nomor 2, Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Kepada Kapolri, salah satu anak menuturkan bagaimana sang ayah mengajaknya berjihad.

Ketiga anak yang kini menjadi yatim piatu itu adalah AR (15), FPH (11), dan Hu (11). FPH terluka di paha kiri belakang, sementara Hu terluka di hidung.

"Kegiatan ayahnya, Anton Febrianto (47), sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet," ujar Karopenmas Polri Brigjen M Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa 15 Mei 2018.

Dia juga bercerita bagaimana ayahnya itu kerap mengajaknya berjihad. Namun, berulang kali pula AR menolak ajakan tersebut.

"Alasannya tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam," kata Iqbal.

Kepada Kapolri, AR juga membenarkan bahwa bom yang meledak tersebut adalah milik ayahnya dan dirakit sendiri. Ayahnya belajar merakit bom melalui internet.

"Awalnya dia (AR) tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama," kata Iqbal.

Ledakan bom di Rusun Wonocolo Blok B Lantai 5 itu terjadi pada Minggu malam, 13 Mei 2018. Polisi memastikan ledakan tersebut berkaitan dengan ledakan bom yang menimpa tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018.

Tiga orang yang meninggal adalah Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47), istri Anton, dan RAR (17), anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya