Siswi Meninggal Dunia di Blitar Dimakamkan Sesuai Wasiatnya

Sebelum meninggal, EP sempat menulis 10 lembar surat wasiat yang dia tunjukan pada keluarganya.

oleh Maria Flora diperbarui 02 Jun 2018, 15:11 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2018, 15:11 WIB

Liputan6.com, Blitar - Akibat khawatir tidak bisa diterima di sekolah impiannya, seorang siswi berprestasi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengakhiri hidupnya sendiri. Sang orangtua berharap, sistem zonasi atau rayon dalam memilih sekolah dievaluasi.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Sabtu (2/6/2018), EP dimakamkan di Desa Srengat, Kecamatan Srengat. EP dimakamkan menggunakan peti putih sesuai wasiat yang dia tulis sebelum meninggal dunia.

Menurut orangtuanya, remaja putri berusia 16 tahun itu meninggal akibat takut tidak dapat meneruskan pendidikan ke sekolah favoritnya. Bukan karena biaya, namun sistem rayon atau zonasi yang menghalangi.

"Dia ingin sekolah yang lebih baik yang ada di kota. Nilainya mencukupi, cuma karena rayon itu," kata Endang Susiani, orangtua korban.

Sebelum meninggal, EP sempat menulis 10 lembar surat wasiat yang ditujukan pada keluarganya. EP mengaku sudah menyerah dengan usaha yang dia lakukan selama ini.

Sistem zonasi sekolah yang diterapkan ternyata menjadi momok bagi siswa setingkat SMP. Padahal EP adalah siswi berprestasi yang memiliki nilai di atas rata-rata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya