JK Belum Terima Data Masjid Radikal

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mendapat laporan, ada 40 masjid di Jakarta telah disusupi paham radikalisme dan intoleransi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2018, 12:43 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 12:43 WIB
JK
Wapres Jusuf Kalla. (Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK mengaku belum mendapatkan data terkait sejumlah masjid di Jakarta yang disusupi paham radikalisme. Pria yang menjabat Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini mengungkapkan Indonesia memiliki 800 ribu masjid.

"Saya belum dapet datanya, 30 dari 800 ribu masjid. Jadi kalau di Jakarta kan 10 ribu masjid dan musala," kata JK di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018)

Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mendapat laporan, ada 40 masjid di Jakarta telah disusupi paham radikalisme dan intoleransi. Bahkan paham itu menyusup ke masjid yang berada di kawasan kantor perusahaan milik negara atau BUMN.

Laporan tersebut disampaikan oleh cendekiawan muslim Azyumardi Azra usai bertemu Jokowi, sejumlah tokoh mengungkapkan kekhawatiran meningkatnya radikalisme dan intoleransi.

"Misalnya oleh Mbak Alisa Wahid misalnya, sekitar 40 masjid yang dia survei di kawasan DKI itu penceramahnya atau khatibnya radikal. Mengajarkan radikalisme dan intoleransi," jelas Azumardi.

Ia menuturkan, Jokowi menegaskan bahwa masalah itu sedikit banyak sudah diatasi. Presiden sudah menugaskan pimpinan dari lembaga sosial keagamaan tertentu untuk melakukan perbaikan di dalam masjid.

"Sehingga khotib-khotibnya didominasi oleh orang-orang yang tidak mengajarkan paham khilafah, daulah Islamiyah dan sebagainya. Kira-kira begitu," ucapnya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin 

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya