Tim SAR Gunakan Pukat Harimau Evakuasi KM Sinar Bangun di Danau Toba

Robot bawah air atau Remoted Underwater Operated (ROV) merekam gambar jasad manusia dan sepeda motor diduga korban KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin, 16 Juni 2018.

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Jun 2018, 11:36 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 11:36 WIB
Tim SAR Gunakan Pukat Harimau Evakuasi KM Sinar Bangun di Danau Toba
Tim SAR Gunakan Pukat Harimau Evakuasi KM Sinar Bangun di Danau Toba (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan - Pencarian korban dan bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba mulai membuahkan hasil. Terbaru, robot bawah air atau Remoted Underwater Operated (ROV) merekam gambar jasad manusia dan sepeda motor diduga korban KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin, 16 Juni 2018.

Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan mengatakan, ROV merekam gambar tersebut pada kedalam 450 meter di perairan Danau Toba. Lokasi tersebut berada sekitar 3 kilometer dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

"Alhamdulillah, kemarin target sudah berhasil ditemukan dengan bantuan ROV. Robot bawah air merekam gambar diduga bangkai KM Sinar Bangun," kata Budiawan, Jumat (29/6/2018).

Dijelaskannya, untuk mengangkat benda-benda serta korban yang telah terekam oleh ROV di perairan Danau Toba pada pencarian di hari ke-12 ini, tim SAR gabungan kembali menggunakan pukat harimau. Tim SAR sudah bergerak sejak pukul 05.00 WIB.

"Sudah bergerak sejak pukul 05.00 WIB. Tim bergerak ke titik target dengan membawa alat seperti pukat harimau," jelasnya.

Budiawan menyebut, pukat harimau diletakkan di KM Sumut I dan KM Sumut II ditambah dengan ROV. Kedua kapal nantinya akan bertindak mengevakuasi jika benda yang diduga KM Sinar Bangun tersangkut di pukat harimau yang digunakan.

"Kita juga melakukan pencarian melalui udara. Ada juga yang menyisir dari permukaan menggunakan perahu karet. ROV juga masih dipakai untuk terus merekam bangkai KM Sinar Bangun," sebutnya.

Diakui Budiawan, kedalaman Danau Toba masih menjadi persoalan bagi tim SAR gabungan dalam melakukan evakuasi benda-benda, korban, dan bangkai KM Sinar Bangun. Pihaknya harus memikirkan matang-matang soal keselamatan terkait proses pengangkatan.

"Itu harus kita pikirkan, bagaimana kita bisa menolong objek ini bisa terangkat ke atas," ungkapnya.

Untuk personel, tim SAR gabungan mendapat tambahan dari TNI Angkatan Laut (AL) pusat. Sebelumnya juga, tim SAR gabungan mendapat tambahan 300 personel Basarnas dan 50 relawan dari Pemerintah Kabupaten Samosir.

"Hari ini ada tambahan dari TNI AL. Sebelumnya juga ada tambahan sebanyak 350 personel dari berbagai latar belakang," ujarnya.

Mengenai cuaca, Budiawan mengatakan, pada pencarian di hari ke-12 ini kondisi cuaca di kawasan Danau Toba terlihat cerah, sehingga sangat membantu tim SAR gabungan dalam proses evakuasi KM Sinar Bangun.

"Cuaca sangat mendukung dalam evakuasi hari ini," Budiawan menandaskan.

Sesuai data Basarnas, 21 orang dinyatakan selamat dari peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Sementara 3 penumpang ditemukan meninggal dunia dan 164 korban lainnya masih hilang. Lima orang telah ditetapkan tersangka dalam peristiwa ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya