Cerita JK yang Pernah Menggagas Perjanjian Malino

Dengan melihat kembali pendekatan resolusi konflik di Maluku, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia dalam merawat perdamaian.

oleh Maria Flora diperbarui 11 Jul 2018, 09:37 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 09:37 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) menggelar Sarasehan Nasional, mengangkat pokok persoalan terkait konflik dan perdamaian. Inilah sepenggal lirik dari lagu Maluku Tanah Pusaka yang dinyanyikan Menkopolhukam Wiranto, dalam pembukaan Sarasehan Nasional Wantannas.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Rabu (11/7/2018), digelar di Js Luwansa, Kuningan, Jakarta, sarasehan ini memusatkan perhatian pada pembelajaran resolusi konflik dan damai di Maluku melalui Perjanjian Malino.

Refleksi dari sejarah masyarakat Maluku ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk merawat persatuan.

Menkopolhukam juga mengapresiasi pelaksanaan Sarasehan Nasional, yang momennya dinilai tepat dalam menyisipkan pesan persatuan. Khususnya dalam menyambut penyelenggaran event besar yang akan dihadapi bangsa Indonesia.

"Kita akan banyak menghadapi event nasional ya, seperti Asian Games. Kemudian kedepannya nanti ada pertemuan IMF di Bali. Bahkan, tahun depan kita akan menggelar suatu Pileg dan Pilpres 2019. Dari acara-acara itu, kita membutuhkan kondisi yang damai, aman, dan membutuhkan persatuan kita sebagai bangsa, maka betul-betul sarasehan kali ini nilainya cukup tinggi untuk itu," ujar Mengkopolhukam Wiranto.

Sarasehan Wantannas juga menghadirkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebagai keynote speaker. JK bercerita tentang pengalamannya yang pernah berperan sebagai penggagas perjanjian malino.

Selain mengundang tokoh nasional, sarasehan juga diikuti para tokoh perdamaian Maluku dan Maluku Utara. Melalui diskusi, hasil dan buah pemikiran dari para tokoh ini akan dibukukan, agar dapat dimanfaatkan sebagai referensi penanganan konflik. (Bayu Wibowo)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya