Menlu Cek Kebenaran WNI Ditangkap di Malaysia Terkait ISIS

Hingga saat ini, Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur masih meminta akses kekonsuleran kepada otoritas negeri Jiran itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2018, 11:42 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2018, 11:42 WIB
Menlu Retno Marsudi Bertandang ke Pentagon
Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berjalan bersama setibanya di Pentagon, Senin (26/3). Kedatangan Menlu Retno untuk membahas beberapa bidang isu yang menjadi perhatian kedua negara. (AP/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi belum bisa memastikan tiga dari tujuh orang yang ditangkap polisi Malaysia karena diduga simpatisan ISIS, adalah warga negara Indonesia (WNI).

Hingga saat ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur masih meminta akses kekonsuleran kepada otoritas negeri Jiran itu.

"Tujuan meminta akses kekonsuleran adalah untuk memastikan apakah betul yang bersangkutan adalah WNI karena kalimatnya, kan, diduga WNI. Oleh karena itu, harus kita pastikan," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 19 Juli 2018.

Retno membenarkan informasi tiga simpatisan ISIS yang diduga WNI itu ditangkap datang dari Polisi Diraja Malaysia (PDRM). Namun, informasi tersebut belum bisa dipercayai sepenuhnya.

"Kita sampai sekarang belum mendapatkan notif dan sampai siang hari ini dari KBRI Kuala Lumpur meminta akses kekonsuleran," ujar dia.

Polisi Malaysia menangkap tujuh orang diduga simpatisan kelompok militan ISIS. Kepala Kepolisian Federal Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Mohd Fuzi Harun menjelaskan, empat tersangka merupakan warga negara Malaysia, sementara tiga lainnya adalah warga Indonesia.

Pria Indonesia (26 tahun) ditangkap pada 12 Juli lalu di Terengganu. Di merupakan anggota ISIS dari Bandung yang telah bergabung sejak 2015 lalu. Istrinya merupakan warga Malaysia yang juga termasuk anggota ISIS. Keduanya berencana membawa anak tiri mereka ke Suriah untuk berperang bersama ISIS

Pria Indonesia lain ditangkap pada 14 Juli di Perak. Dia merupakan seorang buruh pabrik yang bergabung dengan ISIS dan pernah terlibat pembunuhan terhadap polisi Indonesia pada 10 Mei lalu Kelapa Dua, Jawa Barat.

Satu WNI lain merupakan seorang pegawai kontrak berusia 27 tahun. Dia ditangkap pada 12 Juli di Petaling Jaya, Selangor. Dia mengaku terlibat dengan ISIS dan memiliki sekitar 100 video dan 90 foto yang menggambarkan kegiatan ISIS dalam ponselnya.

Dia juga mempromosikan grup di akun Facebooknya dengan mengunggah video dan foto-foto itu. Dia berencana pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Terkait Suriah

Sementara penangkapan terhadap seorang pria Malaysia berusia 42 tahun dan seorang wanita Malaysia berusia 24 tahun dilakukan di Johor pada 16 Juli. Pria Malaysia itu diketahui sempat berkomunikasi erat dengan pemimpin militan Muhammad Wanndy Mohamed Jedi asal Malaysia yang tewas di Suriah.

Dia pernah melontarkan ancaman serangan bom di Malaysia, Indonesia, dan Filipina usai Idul Fitri. Sedangkan si wanita terbukti pernah mentransfer uang sebesar RM 4.000 atau Rp 14,2 juta kepada Muhammad Nasrullah Latif, yang juga dikenal sebagai Abu Gomez dan telah meninggal pada Maret tahun ini.

Satu pria Malaysia lain yang ditangkap berumur 34 tahun. Dia diketahui seorang pengangguran yang mengancam akan membunuh Yang di-Pertuan Agong, PM Mahathir dan Menteri pada Departemen Perdana Menteri Dr Mujahid Yusof Rawa. Terakhir, penangkapan dilakukan terhadap seorang pria Malaysia berusia 21 tahun di Masai Johor.

"Dia berencana pergi ke Suriah untuk bertempur bersama militan ISIS lainnya," ucap Mohd Fuzi.

Reporter: Titin Supriatin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya