Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Indobarometer Muhammad Qodari menilai istilah 'The Power of emak-emak' paling kuat jika disematkan dalam perpolitikan di Jawa Timur, khususnya ketika pilkada yang telah diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Menurut dia, itu terlihat dari kuatnya militansi muslimat NU sebagai kekuatan dari cagub terpilih Jatim, Khofifah Indarparawansa dalam memenangkan kontentasi tersebut.
"The power of emak-emak paling kuat di Jatim," ungkap Qodari, dalam diskusi ‘The Power of Emak-emak: Srikandi-srikandi di Lingkaran Istana, di Diskusi Kopi, Jl Raya Halimun, Jakarta Pusat, Minggu (22/7/2018).
Advertisement
Qodari meyakini, militansi Muslimat NU di sana yang mendukung Khofifah bahkan lebih kuat dari GP Ansor Jatim, yang mendukung Gus Ipul, lawan dari mantan menteri sosial itu dalam Pilkada Jatim. Karenanya, dia merasa sebutan "The Power of Emak-emak" paling kuat di daerah tersebut.
"Jaringan muslimat NU jadi andalan bu Khofifah. Hakul yakin militansi di Muslimat lebih dari Ansor," ujar Qodari.
Selain itu, di dalam diskusi juga dibahas terkait posisi perempuan di kancah politik Indonesia. Politikus Nasdem yang juga seorang Aktivis, Wanda Hamidah, yang menjadi narasumber menilai, merupakan suatu yang logis ketika perempuan menduduki jabatan strategis setingkat presiden atau wakil presiden.
"Kenapa enggak? Sangat logis sekali," kata dia.
The Power of Emak-Emak di Pilpres 2019
Di kesempatan yang sama, Peneliti The Intiative Institute, Airlangga Pribadi, menilai terdapat dua sosok perempuan, khususnya di kalangan Kabinet Jokowi yang layak untuk masuk ke dalam lingkaran Istana.
Keduanya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Menurut dia, keduanya memiliki kapasitas untuk bisa mengisi jabatan strategis tersebut.
"Sri dan Susi saya pikir layak dan memiliki kapasitas. Kapasitasnya bukan main-main," ucap Airlangga.
Hal senada juga disampaikan oleh peneliti LIPI, Irine Hiraswari Gayatri, yang hadir di sana. Irine setuju bahwa kedua menteri itu memiliki kinerja yang baik dan layak masuk ke bursa cawapres.
"Tapi jangan lupa juga, mesti diperkirakan juga kinerja mereka di Kementerian. Harus dilihat jadi tidak kedodoran (kinerja kementerian tersebut)," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement