Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad meminta agar penyidik senior Novel Baswedan tidak dimutasikan ke tempat lain. Novel kembali bekerja pada hari ini, Jumat (27/7/2018) setelah 16 bulan absen, karena harus menjalani perawatan mata yang terkena siraman air keras oleh orang tak dikenal.
"Atas nama alumni saya mohon kepada pimpinan yang ada sekarang agar supaya Novel jangan dimutasikan ke tempat lain, Novel harus tetap sebagai penyidik karena kalau Novel dimutasikan kita kalah oleh para koruptor dan itu yang diinginkan," ujar Abraham Samad di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Jumat.
Baca Juga
Dia juga mendesak pemerintah untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Menurut dia, TGPF diperlukan untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Advertisement
"Mari terus satukan kekuatan mendorong pemerintah untuk membentuk TGPF," ucap dia.
Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan, Novel akan kembali bertugas sebagai penyidik tanpa ada mutasi. Dia pun berharap kembalinya Novel Baswedan di lembaga antirasuah dapat membawa semangat baru bagi pegawai lainnya.
"Selamat datang Dek Novel kembali bertugas di KPK. Anda adalah warga kami, insan KPK tetap bertugas di tempat semula tanpa mutasi," kata Agus.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Tanya Jokowi
Tak hanya itu, Agus berjanji menanyakan kasus Novel saat bertemu Presiden Jokowi. Agus juga akan mengupayakan agar Novel mendapat fasilitas pengobatan yang terbaik.
"Pengobatan kita usahakan mendapat fasilitas terbaik. Insyaallah kalau pun tidak 100 persen sembuh, tapi bisa mendapat pengobatan yang terbaik. Mari bergandengan tangan untuk lawan korupsi," jelas Agus.
Novel Baswedan diserang dengan air keras pada Selasa, 11 April 2017. Peristiwa terjadi usai Novel menunaikan salat Subuh berjemaah di Masjid Al Ihsan Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.
Polisi masih terus mengusut kasus penyerangan terhadap Novel tersebut. Hingga kini, belum ditemukan siapa pelakunya.
Advertisement