Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap 16 orang meninggal dunia dan 355 jiwa luka-luka akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok pada Minggu, 29 Juli 2018 pagi itu juga menyebabkan seribuan bangunan rusak.
"Sebanyak 16 orang meninggal dunia kemudian 355 jiwa luka-luka, 1.453 rumah rusak, dan pengungsi ada 5.141 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/7/2018).
Menurut dia, angka tersebut merupakan data sementara karena belum semuanya terdata, khususnya jumlah rumah yang rusak maupun pengungsi.
Advertisement
"Masih akan bertambah dan prioritas penanganan tentu saat ini adalah pencarian, evakuasi korban yang kemungkinan masih ada, dalam hal ini luka-luka dan sebagainya,"Â ujar Sutopo.
Saat ini, petugas masih mengevakuasi masyarakat yang terkena dampak gempa Lombok. Terlebih lagi, ratusan masyarakat tidak bisa kembali ke rumahnya lantaran hancur.
"Kemudian juga penanganan kepada pengungsi karena ribuan pengungsi masih berada di luar rumah karena kondisi rumahnya rusak atau ketakutan untuk kembali ke rumah, sehingga mereka ditempatkan di beberapa tempat pengungsian, tentu tugas pemerintah adalah memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada," ucap Sutopo.
Dia mengatakan, petugas juga melakukan pendataan terhadap beberapa rumah yang mengalami kerusakan berat maupun ringan akibat adanya gempa Lombok. Seperti yang diberitakan sebelumnya, pemerintah akan membantu masyarakat membangun rumahnya kembali.
"Kemudian dari Presiden juga telah memerintahkan agar dilakukan penanganan secara cepat dengan baik termasuk di dalamnya adalah bagaimana perbaikan rumah. Dalam hal ini BNPB bersama Kementerian PU akan melakukan verifikasi berapa banyaknya rumah rusak berat, rusak sedang, rusak ringan, kemudian pemerintah akan membantu proses recovery," kata Sutopo.
Â
Jumlah Pendaki
Selain itu, untuk jumlah pendaki yang masih berada di Gunung Rinjani, pihaknya masih belum bisa memastikan. Data yang diperoleh BNPB dari sejumlah pihak belum tersinkronisasi.
"Jadi data yang pasti berapa jumlah pendaki yang ada di puncak Gunung Rinjani saat kejadian gempa masih bervariasi, artinya berbeda-beda, bermacam-macam. Kalau berdasarkan data Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk pendaki pada 27 Juli sampai 28 Juli terdapat 829 jiwa, di mana 637 adalah wisatawan asing dan 192 lokal. Namun data ini masih bisa bertambah dari jumlah porter, gaet, maupun tamu yang mereka naik tanggal 25 hingga 26. Artinya apa, pendaki yang tanggal 25 dan 26 belum semuanya turun dan tidak terdata," tutur Sutopo.
"Sehingga kemarin sampai dengan pukul 23.30 sebanyak 680 pendaki dievakuasi. Nah berdasarkan laporan kalau melihat seperti itu, ada 149 pendaki yang belum, ternyata ada juga wisatawan atau pendaki yang terjebak di dua titik, yaitu di km 10 jalur Sembalung, itu ada 500 pendaki, 135 warga asing dan 355 lokal dan di kawasan Batu Ceper 40. Kalau ditotalkan 149+540 ada 689,"Â kata dia.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement