Sebelum Tawuran di Grogol, Dua Geng Pelajar Ribut di Medsos

Mereka terbagi menjadi dua kelompok atau geng. Salah satunya geng Gusdon (Gusuran Donat) yang bermarkas di Cipulir Jakarta Selatan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 04 Sep 2018, 14:11 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2018, 14:11 WIB
Buru Pembunuh Ari Haryanto, Polisi Tangkap Belasan Pelajar dari Rumah
Polisi terus mengembangkan kasus pengeroyokan yang menewaskan siswa SMA Ari Haryanto (16) akibat luka bacok di sekujur tubuhnya. P...

Liputan6.com, Jakarta - Seorang remaja bernama Ari Haryanto (16) meninggal di depan Belleza, Jalan Jenderal Soepeno, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu 1 September 2018 dini hari. Dia diduga menjadi korban tawuran antar geng di sekolah.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, Ari Haryanto berasal dari salah satu sekolah di Kawasan Jakarta Barat. Saat itu, kelompoknya terlibat tawuran dengan kelompok lain.

"Dua remaja yang terlibat tawuran ini membuat kelompok dari beberapa sekolah. Mereka ribut-ribut di media sosial Instagram. Lalu berlanjut janjian lewat Line untuk bertemu," ujar dia.

"Di sana (TKP) kedua kelompok terlibat tawuran hingga berujung tewasnya Ari," Indra menambahkan.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan, tawuran pelajar tersebut melibatkan 50 pelajar dari berbagai sekolah.

Ia melanjutkan, mereka terbagi menjadi dua kelompok atau geng. Salah satunya geng Gusdon (Gusuran Donat) yang bermarkas di Cipulir Jakarta Selatan.

"Korban yang tewas ini lawan dari anggota geng Gusdon," ujar dia.

Dalam kasus ini, Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan telah menangkap 29 pelajar. 11 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Minum Air Keras

Indra mengatakan, mereka minum air keras sebelum tawuran.

"Nah itu mereka dibawa pengaruh minuman keras, kita lagi dalami dia minum di mana, beli di mana, kita lagi dalami. Yang jelas juga pada pengeroyokan," kata Indra.

Selain minum minuman keras, Indra mengatakan, sekelompok pelajar itu juga membawa senjata tajam saat tawuran.

"Bawa senjata tajam cuma tiga orang, dua cerurit satu potong rumput itu, arit. Yang lain nggak ada. Kita curigai yang ketiga ini," ujar dia.

Kata mantan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya ini, motif para pelajar itu hanyalah mencari jati diri.

"Kecenderungan kelompoknya ini eforia ada yang PD (Percaya diri) bawa senjata tajam," ujarnya.

Kata Indra, saat ini pihaknya akan memanggil orangtua dan juga para guru mereka. Indra juga mengatakan, tak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru dalam kasus ini.

"(Tersangka baru) Bisa jadi. Kita lagi cari keterkaitannya," ujar Indra.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya