Liputan6.com, Bandung - Laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta menyisakan duka. Skuat Maung Bandung menggelar kegiatan tabur bunga untuk almarhum Haringga Sirila di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (25/9/2018).
Haringga meninggal dunia akibat pengeroyokan sebelum laga Persib melawan Persija di area parkir Stadion GBLA.
Advertisement
Kegiatan tabur bunga itu dihadiri manajer Persib Umuh Muchtar, pelatih Mario Gomez, kapten Supardi Nasir, dan anggota tim Persib lainnya.
Advertisement
Umuh mewakili manajemen Persib menyebut, insiden tewasnya Haringga sangat merugikan tidak hanya suporter, tapi juga tim bahkan keluarga.
"Saya turut berduka, terutama untuk keluarganya dan semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT. Kami sangat berduka," kata Umuh.
Tabur bunga di Stadion GBLA untuk Haringga berlangsung emosional. Kapten tim Supardi bahkan tak kuasa menahan tangis ketika memimpin pembacaan doa untuk pemuda asal Cengkareng tersebut.
"Saya menyayangkan kejadian ini. Semuanya di luar nalar kita. Rasanya tidak mungkin seorang manusia kalau berakal sehat bisa menganiaya sebegitu bejatnya dan kita mengutuk keras oknum-oknum yang telah melakukan ini," kata Supardi usai memimpin doa.
Pada momen tersebut, ia juga menitipkan pesan agar semua suporter, khususnya Bobotoh, untuk lebih dewasa. Supardi tak ingin sepak bola yang sejatinya adalah hiburan kembali memakan korban jiwa.
"Saya berharap jangan terulang lagi, khususnya dengan Bobotoh di Jawa Barat," tegasnya.
Kemenpora Berduka
Kementerian Pemuda dan Olahraga, melalui Gatot S Dewa Broto, mengecam insiden tersebut dan mengungkapkan duka mendalam. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga itu juga menegaskan kini Kemenpora menunggu laporan pertanggungjawaban dari PSSI, PT Liga Indonesia Baru, dan Persib Bandung terkait insiden tersebut.
"Tentu kami prihatin, kecewa, dan turut berdukacita atas peristiwa tersebut. Sudah sering diingatkan, tapi masih terjadi berulang kali. Poinnya adalah kami ingin ada perubahan yang sangat mendasar. Bagaimana sepak bola bisa maju kalau pembinaan suporter tidak dilakukan secara masif dan signifikan," ujar Gatot S Dewa Broto.
"Kami menunggu laporan dari PSSI, bahkan kami hari ini melayangkan surat kepada PSSI, PT Liga, dan tim tuan rumah dengan harapan ada laporan pertanggungjawaban. Kalau sudah begini akan menimbulkan balas dendam dan trauma bagi siapa pun. Kami akan memberi kesempatan kepada PSSI lebih dulu. Hari ini harus ada sikap tegas dan laporan dari PSSI," dia melanjutkan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement