Liputan6.com, Maumere Ada yang tak biasa dalam kunjungan kerja Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri ke Kabupaten Sikka, NTT (9/10). Menaker memilih untuk mengemudikan sendiri mobilnya menuju lokasi acara. Apa alasannya?
"Senang aja. Biar nggak lupa caranya nyopir sambil menikmati pemandangan alam yang luar biasa" kelakar Hanif.
Hanif mengendarai mobil sendiri mulai dari Bandara Frans Seda Maumere menuju Rumah Jabatan Wakil Bupati Sikka. Dalam mobil tersebut, Menaker juga ditemani Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga.
Advertisement
Usai rehat sejenak, Hanif kembali mengemudikan mobil berplat RI 31 tersebut dari Rumah Jabatan Wakil Bupati Sikka menuju lokasi acara. di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
Desa Done merupakan salah satu desa yang masuk dalam program Desa Migran Produktif (Desmigratif) Kemnaker. Mayoritas warga Desa Done sendiri bekerja sebagai pekerja migran.
Sesampainya di Desa Done, Hanif langsung berdialog dengan warga setempat
Hanif mengatakan, menjadi pekerja migran adalah pekerjaan mulia. Selain itu, tak sedikit masyarakat Indonesia yang merupakan anak pekerja migran berhasil mengharumkan nama bangsa.
"Selama kita punya keyakinan, selama kita semangat, selama kita bekerja keras, kita ulet, kita tidak menyerah pada keadaan, maka hidup akan berubah," ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo memiliki perhatian besar terhadap isu pekerja migran di NTT. Hal ini dikarenakan NTT masuk pada zona darurat human trafficking. Untuk itu, ia berpesan kepada pemerintah daerah untuk lebih fokus pada isu peningkatan kompetensi SDM NTT dan perlindungan pekerja migran.
Bagi Hanif, peningkatan kompetensi sangat penting agar masyarakat NTT dapat masuk ke dunia kerja ataupun berwirausaha. "Kalaupun misalnya harus bekerja ke luar negeri, bekerja ke luar negeri secara legal, dengan baik, sehingga terhindar dari berbagai resiko," paparnya.
Program Desmigratif bertujuan untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran sejak dari desa. Program ini sengaja dihadirkan di desa-desa yang kebanyakan warganya bekerja sebagai pekerja migran atau lazim disebut desa kantong TKI.
Program Desmigratif berisi 4 pilar utama, yaitu pusat layanan migrasi, kegiatan usaha produktif, community parenting, dan pembentukan koperasi desmigratif. Sejak dicanangkan pada tahun 2016, ada 252 desa telah diresmikan sebagai Desmigratif.
Â
(*)