Sakit Gigi, Copilot Lion Air JT 610 Harvino Harusnya Tak Diizinkan Terbang

Setahu Vivi, sang kakak tak boleh terbang karena giginya berlubang.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2018, 09:57 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 09:57 WIB
Kantung Jenazah dan Serpihan Lion Air JT 610 Tiba di Tanjung Priok
Petugas Basarnas membawa kantung jenazah terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Posko Evakuasi, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10). Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, dan 7 awak pesawat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Vini Wulandari (36), adik dari copilot Harvino penerbang pesawat Lion Air JT610 mengaku tak mendapat firasat buruk mengenai kecelakaan yang dialami sang kakak.

Dia yang berkomunikasi dua hari sebelum kecelakaan itu mengetahui kalau kakaknya sedang tidak terbang.

"Makanya saya kaget, pertama yang kasih tahu itu teman saya di Surabaya, lalu saya cek dengan menelpon kantor Lion Air tapi sibuk, saya hubungi kakak saya juga dia enggak tahu, terus saya telpon istrinya juga enggak tahu, tapi dia bilang memang ada terbang. Dari situ merasa perasaan jadi eggak enak," kata Vini di Perumahan Serpong Green Park 2, Ciater, Tangerang Selatan, Selasa (30/10/2018).

Setahu Vivi, sang kakak tak boleh terbang karena giginya berlubang.

"Kan enggak boleh kalau lagi sakit gigi. Tapi kata istrinya, sebelumnya sudah terbang juga. Kemarinya dari Malang, benar memang rutenya Pangkalpinang, dia jalan pagi naik jemputan dari rumah," terang dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Baru 4 Tahun Bekerja

Harvino kata dia, baru 4 tahun ini bekerja sebagai copilot di Lion Air, sebelumnya dia adalah pekerja di Angkasa Pura dengan tugas di Air Traffic Cintroller (ATC).

"Keluarga kami ini memang di Bandara, dulu ayah saya juga di AP I Semarang, Vino memang bercita-cita banget menjadi pilot. Saya berdoa yang terbaik buat kakak saya. Saya masih berharap ada mukjizat," ucap Vivi.

Pesawat Lion Air tipe B737 Max dengan nomor penerbangan JT 610 itu dilaporkan hilang kontak seikar pukul 06.33 WIB saat terbang dari Bandar Udara Soekarno - Hatta, Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang. Beberapa menit kemudian pesawat dilaporkan jatuh.

Pesawat nahas tersebut membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak - anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima orang kru lainnya. Saat ini otoritas yang berwenang masih mencari dan evakuasi korban.

 

Reporter : Kirom

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya