Muhammadiyah: Kasus Pembakaran Bendera Selesai, Jangan Dikapitalisasi

Haedar meminta agar tidak ada pihak yang memanfaatkan kasus insiden pembakaran bendera dengan memunculkan gerakan-gerakan lainnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Nov 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 08:00 WIB
Haedar Nasir
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta agar tidak ada lagi pihak yang memperpanjang insiden pembakaran bendera mirip Hizbut Tahrir Indonesia di Garut, Jawa Barat.

"Sekarang ini kan Ansor dan teman-teman NU sudah minta maaf. Bahkan saya sebelumnya sudah mengimbau saling memaaftkan antar komponen bangsa jika ada insiden seperti itu. Sampai saya bilang meminta dan memberi maaf, saling memaafkan itu tidak menjatuhkan diri masing-masing," ucap Haedar di kantornya, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Dia meminta, jangan ada pihak yang memanfaatkan persoalan tersebut dengan memunculkan gerakan-gerakan lainnya.

"Jangan ada gerakan mengkapitalisasi problem. Karena setiap problem di republik ini, problem kita semua. Jadi jangan ada yang justru menjadikan problem itu besar. Justru problem itu menjadi kecil," jelas Haedar.

Dia pun yakin kasus yang saat ini masih ditangani polisi ini akan diproses secara hukum.

"Kita tidak perlu mencampuri proses pengadilan dan proses hukum. Kita percayakan. Jadi semuanya sudah selesai. Dari aspek sosial dan hukum. Jangan terus bergulat dipersoalkan ini. Kita harus bangkit," ungkap Haedar.

Jaga Ideologi

Haedar menegaskan insiden yang terjadi bukan gesekan antara PP Muhammadiyah dengan PBNU. Tapi, perlu disadari, jika ada gerakan-gerakan yang mencoba mengubah ideologi, maka sudah menjadi tugas bersama untuk menjaga.

"Insiden ini kan sebenarnya bukan antara NU dan Muhammadiyah. Kita sama-sama, bahwa kita bersepakat, bahwa kita di Indonesia ini tidak boleh ada ideologi-ideologi dan gerakan yang bertentangan dengan Pancasila, dengan dasar negara kita, dan juga dengan sistem kenegaraan kita. Nah ini tugas kita bersama," tutur Haedar.

Muhammadiyah dan PBNU, masih kata dia, organisasi besar yang akan menjaga gerak-gerak yang mencoba memecahkan persatuan Indonesia.

"Kami juga percaya, semua kekuatan di republik ini, semuanya punya komitmen yang besar seperti yang kami nyatakan untuk Indonesia yang maju, damai, membangun, peradaban, tapi bersama dengan itu, juga bangsa yang besar kan juga selalu ada masalah kan. Nah tinggal bagaimana kita dewasa menyelesaikan masalah," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya