Erika Meninggal Setelah Terlepas dari Genggaman Ibunya di Viaduk Surabaya

Sahluki dan Liana terjatuh dari viaduk sempit setinggi 6 meter, setelah terdorong para penonton drama kolosal di viaduk lainnya yang ingin menyelamatkan diri, tanpa tahu keberadaan putrinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2018, 07:44 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2018, 07:44 WIB
Ilustrasi garis polisi (AP/Eric Risberg)
Ilustrasi garis polisi (AP/Eric Risberg)

Liputan6.com, Jakarta - Sahluki tak kuasa menahan sedih dan tiada henti melantunkan kalimat tauhid tatkala putrinya yang masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar itu, dipindahkan dari kamar jenazah RSUD Dr Soetomo Surabaya ke mobil ambulans usai tragedi drama kolosal di viaduk Surabaya. Putrinya, Erikawati mengembuskan napas terakhir kalinya setelah terjatuh dari viaduk karena terlepas dari genggaman ibunya saat menonton Surabaya Membara.

Pria tersebut pun menceritakan tentang kejadian saat itu. Dia menuturkan, banyak orang yang menonton Surabaya Membara dari viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya.

Tiba-tiba, penonton drama kolosal di viaduk panik karena melihat kereta api datang. Masing-masing orang ingin menyelematkan diri. "Di tengah kerumunan orang yang panik, putri saya terlepas dari genggaman ibunya," kenang Sahluki.

Dia bersama istrinya, Liana, lantas terjatuh dari viaduk sempit setinggi 6 meter, karena terdorong para penonton lain yang ingin menyelamatkan diri. Tentunya, tanpa tahu di mana keberadaan sang buah hati ketika tragedi drama kolosal viaduk terjadi.

"Istri saya sekarang dirawat di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena ada bagian tulang di tubuhnya yang patah," ujar Sahluki seperti dilansir Antara.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kisah Mr X dan Harijanto

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Malam itu, Harijanto bergegas mencari kabar tentang putra bungsunya, Helmi Surowijaya. Sebab, pemuda 16 tahun tersebut sempat pamit kepadanya inging menonton drama kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan.

Hatinya tak tenang, apalagi dia mendapat kabar, ada tiga orang yang meninggal dalam insiden tersebut. Dia lalu menuju RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Ada korban meninggal yang ditandai sebagai Mr X, karena polisi tidak menemukan kartu identitas saat mengevakuasi jenazahnya. 

Ketika melihat jenazah Mr X, hati Harijanto runtuh. Dia tak menyangka, Mr X adalah anaknya sendiri. 

"Anak saya selepas maghrib tadi pamit mau nonton drama Surabaya Membara di Tugu Pahlawan," ujar sang ayah, Harijanto, saat mengurus kepulangan jenazah putranya di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

"Ini baru pertama kalinya anak saya nonton drama kolosal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan. Dia nonton sendirian," ucapnya dengan nada lirih.

Satu lagi korban meninggal dunia dalam tragedi ini terindentifikasi bernama Bagus Ananda, warga Jalan Ikan Gurami, Surabaya.

Jasad remaja berusia 17 tahun itu pada Sabtu dini hari ini dipindahkan dari kamar mayat RSUD dr Soewandhie ke RSUD dr Soetomo Surabaya dan kemudian diambil keluarganya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya