Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto menegaskan, tak akan melibatkan organisasi dalam politik praktis. Termasuk di Pilpres 2019. Dia meminta agar Pemuda Muhammadiyah netral di Pilpres 2019.
Cak Nanto menjelaskan, sesungguhnya Muhammadiyah jauh sebelumnya telah menetapkan tidak adanya larangan bagi para kader Muhammadiyah untuk terlibat dalam politik praktis. Muhammadiyah memberi kebebasan untuk berpolitik. Namun, itu dalam kapasitas personal, bukan secara institusi.
"Kalau secara pribadi, Muhammadiyah membebaskan keputusannya untuk berpolitik, tapi secara organisasi, maka (secara) khittohnya sudah tidak dilarang," kata Cak Nanto, Rabu 28 November 2018.
Advertisement
Dia menegaskan, dirinya tak akan sedikit pun membawa roda organisasi Pemuda Muhammadiyah untuk terjebak dalam dukung-mendukung di perhelatan Pemilu 2019 mendatang.
"Oleh sebab itu, saya ini orang independen. Selama ini bekerja di dunia kepemiluan. Saya sudah 10 tahun. (Dan sekarang) sebagai Kornas JPPR," tuturnya.
"Dan saya tidak mau mengorbankan proses yang panjang ini dengan suatu gerakan dukung mendukung," tegas Cak Nanto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Potensi Semua Kader
Meski netral, lanjut dia, kepengurusan Pemuda Muhammadiyah ke depan harus mampu mendiasporakan potensi-potensi yang dimiliki setiap kader sesuai kompetensi dan peluang yang ada, baik di dunia politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan sektor lainnya.
"Tapi bisa pastikan gerakan individu kader akan kami tempatkan sesuai keinginan dan porsinya dan menggerakkan bagaimana kader-kader Muhammadiyah ini untuk menjadi bagian sumbangsih kenegaraan," pungkasnya.
Reporter : Randy Ferdi Firdaus
Sumber: Merdeka.com
Advertisement