Menhan Merasa Bertanggung Jawab atas Pembunuhan di Papua, Kenapa?

Menteri Pertahanan Ryamirzad Ryacudu menduga pelaku pembunuhan puluhan pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga, Papua adalah OPM.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2018, 18:23 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 18:23 WIB
Bahas Anggaran 2019, Menhan Raker Dengan Komisi I DPR
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menduga, pelaku pembunuhan puluhan pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga, Papua adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sebab, kata dia, masyarakat biasa tidak mungkin bisa menembak seperti itu.

"Sudahlah, kalau begitu OPM. Masak orang biasa nembak-nembak. OPM," kata Ryamizard soal pembunuhan di Papua di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Ryamizard pun merasa bertanggung jawab atas penanganan kasus pembunuhan di Papua tersebut. Pasalnya, dia harus memberikan rincian tindakan yang perlu dilakukan pada polisi dan tentara.

"Sebagai Menteri Pertahanan juga bertanggung jawab. Tanggung jawab saya juga bukan hanya polisi dan tentara saja. Saya bertanggung jawab, kenapa? Saya tidak merinci apa yang harus dilakukan polisi dan tentara, harus ada jelas siapa berbuat apa," ujar Ryamizard.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Soal Evakuasi

Bahas Anggaran 2019, Menhan Raker Dengan Komisi I DPR
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait evakuasi korban pembunuhan, Ryamizard juga menyarankan untuk memggunakan alat bantu seperti helikopter dan pesawat. Namun, ia enggan belum berani berbicara banyak bagaimana supaya kejadian semacam ini tidak terjadi lagi.

"Saya akan bicarakan dulu. Engga bisa kan saya bicara sendiri di sini," ucapnya.

Diketahui, TNI mengirim 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau sekitar 130 personel menuju lokasi pembunuhan 31 pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Meski bergegas melakukan pemeriksaan pada Selasa pagi ini, personel terkendala akses jalan menuju lokasi.

"Daerah tersebut agak sulit dijangkau. Kalau dari Kabupaten Wamena, masih harus ke Distrik 2, itu masih empat jam naik kendaraan," tutur Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (4/12/2018) pagi.

Reporter: Sania Mashabi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya